Pagi yang Terlewat Luar Biasa

By Nayla Nuha - Januari 16, 2014

Selamat hujan kembali,
Selamat hari kamis, hari ke-16 di tahun baru.

Pagi-pagi saya sudah penasaran sama si akad, dan alhamdulillah bisa login *yeeey* Tapi, tunggu dulu, ternyata dia masih belom tobat. Klik menu Mahasiswa /satu jam hampir dua jam berlalu dan yang keliatan cuma Sedang proses, fatal eror, (kosong) dan begitu seterusnya. Oke, gue sabar kok :3

Ditengah kejenuhan itu, saya sudah posting 2 tulisan di blog, melike foto-foto di jejaring sosial populer atau baca-baca tentang kematian Sharon yang na'uzubillah banget, lalu menemukan kakak kelas yang ngeshare sebuah blog: Kamera dan Cahaya. Dari headernya itu kece banget dan selidik punya selidik, saya langsung berasumsi: Pasti baru nikah nih! dan betul sekali, hanya baru 2 postingan dan 2 postingan lagu. Isi menunya juga 'mereka' banget. The Wedding, Our Stories dan bla bla. Oh ternyata mereka menikah dari satu komunitas yang sama. yang punya blognya adalah mbak Hesty Ambarwati dan Mas Khairuddin Safri

Dan tahukah kalian? Saya jadi kepengin lagi. Eh bukan kepingin nikah dengan satu komunitas, tapi kepingin belajar Fotografi lagi >.< Okeeeh, kehidupan macam apa ini yang begitu kejam T^T

Pertama kali fotografi menarik saya ketika saya menemukan si camdig dan entah kenapa dengan berbagai keterbatasan saya bisa ikutan lomba dan punya banyak cerita dengan mereka; yang ternyata kebanyakan mereka cuma mau numpang foto dan pegang kamera *pukpuk

dan sampai sekarang saya nggak bisa membohongi perasaan sendiri ketika lihat banyak orang yang pegang SLR. Padahal waktu pengalaman pertama pegang SLR kesannya itu cape, berat dan gue kebanyakan foto ngeblur. Haiyah~ banyak gaya sih, puter-puter lensa XD

dan saya lebih suka foto objek-objek yang detail. Lebih seneng lagi kalau ndak sengaja motret kejadian yang 'bercerita sendiri' atau dapet ekspresi yang natural. Saya gak suka motret 'model' dan saya lebih suka motret hal-hal yang tidak biasa. Macam peristiwa alam : Pelangi, senja, hujan, tetes di jendela, langit pagi, awan dan langit berbintang atau hal-hal makro kaya motoin semut di kabel, embun di bunga, daun-daun jatuh di jalanan, detail benda dll. Sampai ada orang yang 'berani' menganalisis saya lewat hasil foto yang sering saya ambil. Detail. Berarti saya orangnya detail yak? Sepertinya lebih tepatnya menyukai ke-perfeksionis -_-

Akhirnya saya tersadar; tiba-tiba ingat dua teman sekelas saya dan teman satu jurusan yang akhir-akhir ini mendadak mengambil alih peran fotografer. Mereka sering hunting -karena mereka punya duit buat beli kamera T-T. Saya juga pernah ditawarin dan diajak hunting sama salah seorang dari mereka. Tapi mungkin karena saya ndak bisa mobile dan lebih tepatnya lagi ndak punya SLR yang tampak keren ketika hunting, semuanya itu terlupakan pemisra. Terlebih lagi ketika saya 'harus' membeli laptop baru yang harganya 'waw' tapi kenyataannya 'ga waw' juga ketika tiba-tiba kita tidak bisa mengelak harus bayar 4 juta rupiah dalam kurun waktu 2-3 bulan untuk sekedar KKL ke negeri sebrang.

Ya, saya sadar. Saya telah jauh membuang dunia 'fotografi' itu, apalagi setelah camdig bebuyutan saya rusak dan hanya ada kamera pengganti yang speednya lama sekali; walapun itu Nikon. Naasnya juga saya tidak punya uang dan sedikit keberanian untuk memaksa : 'ayo, belikan saya kamera yang itu' dan setelah saya punya keberanian uang saya habis buat jajan /plak

Oke, begitulah pagi di hari kamis. Setelah pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak berdiam diri dikostan dan tidak hadir dalam dua acara hari ini di kampus. Kalau mungkin saya ada dikostan, ndak mungkin saya bisa menemukan Pagi yang terlewat Luar Biasa. Tentang ketakjuban dan err.. mungkin saya akan membumbui mimpi saya kembali. Anggap saja saya sedang membaca kisah inspiratif yang sering  ibu saya dengungkan setiap melihat anaknya tanpa masa depan :v

/Hari ini sayaaaah mau gambaaar yang banyaaak~~ *amiin aamiin aamiin~ u.u


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar