OrangTua #30DaysWriting

By Nayla Nuha - Januari 17, 2015

Saya sedang mendengarkan percakapan seorang ibu paruh baya dan seorang ibu. Ditengah waktu tunggu ruang hujan yang lama.

"Kita harus bisa.. harus disiapin sendiri,"

Mereka tengah membicarakan anak-anak mereka yang sudah dewasa. Yang memiliki rumahnya masing-masing. Ibu paruh baya itu akhirnya memutuskan untuk tinggal berdua sampai hari mengakhirinya, bersama teman hidupnya.

"Mereka berangkat pagi, pulang malam, apa ada waktu untuk kita?" Ia menggeleng. Disusul anggukan dan obrolan yang terus menerus.

Saya tertegun.

Saya sering berangkat pagi, pulang malam,

Mengeluhkan lelah dan mengakhirinya di kamar seorang diri. Tertidur pulas.

ini tentang hubungan orangtua dan anak.
Ini tentang bakti anak kepada orangtuanya
Ini tentang cinta orangtua yang dibalas air tuba.
Ini bukan scene film.
Ini bukan skenario film.
Tapi ini kenyataan..

Ada jeritan-jeritan yang akhirnya sampai pada tempat abadinya: kekuatan diri sendiri atas penerimaan kenyataan cinta yang disakiti

Tapi entah bagaimanapun.

waktu yang mereka bilang tidak akan cukup lagi seluruhnya, tidak membuat mereka lupa; seperti apa mereka pernah membesarkan anak-anak mereka. Mereka akan selalu bahagia ketika anaknya menyunggingkan senyum dan memeluk mereka, mereka akan senang ketika rasa ucapan terimakasih yang berlinang air mata

Hanya saja kita;
Kita kadang menutup mata dan telinga agar masuk ke dalam dunia kita sendiri; yang tidak menyisakan kunci untuk mereka.

Jadi ingat sebuah tulisan yang pernah saya tulis,
sesibuk apapun kita, sepintar apapun kita, setinggi apapun kedudukan kita, tetap harus ingat kalau mereka akan selalu ada. Mereka yang dikirimkanNya untuk menjadikan kita seperti ini.

Maafkan anak-anakmu,
Ibu, Abi,
kelak, ketika kami benar-benar sudah dewasa, doakan kami dan doa kami untuk kalian, agar kami selalu menjaga, menghormati dan terus menyayangi :')



#07
#suatu pagi, di halte. Menunggu bis,
#Bogor-Jakarta, 15 Januari 2014

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar