Kostan;

By Nayla Nuha - November 25, 2013

Rasanya hampir 2 tahun ngekost. Tapi selalu pulang setiap minggu. Demi wi-fi di rumah, demi bertemu keluarga dan demi berbaur dengan orang-orang gila yang bersemayam di jiwa-jiwa kami *serem*


Dan beginilah cerita anak kostan.
Ketika pertama kali dititipkan di kamar ini, rasanya rindu rumah. Padahal jaraknya itu cuma beberapa Km. Rasanya disini sepi, karena belum berbaur. dan rasanya saya asing dengan pelajaran yang saya pilih /dasarsalahjurusan

Dan kita harus berbagi kamar dengan orang lain. Kadangkala punya teman cerita, pengetahuan baru dan cerita baru. Tapi kadang juga harus bersabar, dia bukan kita, dan dia bukan orang yang bisa kita kehendaki. Dari ketika saya membawa barang-barang untuk saya sendiri; kipas, pompaan air, alas lemari, sprei dst.
Dan dia bukan orang yang menjaga kebersihan; hanya sekedar menyapu. Ketika saya benar-benar harus sendiri ngelap-ngelap barang berdebu, membuka jendela kamar, membersihkan kasur dengan sapu lidi. ah ya, banyak sekali. Kadangpula harus bersabar, ketika privasi orang diacak-acak. hey saya kadang muak --,

Tapi, ketika sakit, dialah yang membantu. *ingat yang baik-baik nay*

Rasanya banyak yang terjadi, perihal barang-barang sendiri yang rusak karena orang lain, atau badan yang rusak karena orang lain.

Lama ya, 2 tahun. Jadi anak kostan harus hemat -tapi kayanya saya engga.
Setelah kuliah, saya malah bisa beli buku -dari uang tabungan /tepatnya beli majalah XD #plak
dan kadang suka galau kalau malas sudah merajalela, ngeliat cucian dan setrikaan. Meminimalisir  cucian adalah hal yang gak lagi terlewat. Mengemas baju-baju yang layak ditaroh di Laundry dan menaruhnya. Mba2 sama Mas2 aje udah apal nama saya yang aneh ini hahaha XD

dan dikostan ini, bisa menjadi tempat pelarian untuk hasrat menonton Film2 anime yang saya dapat XD hahaha. atau namatin k-drama ampe pagi *eh

dulu, saya membayangkan ngekost itu seenak punya dapur sendiri, yang bisa masak eksperimen. Eh ternyata dapetnya yang bagus begini tanpa ada dapur -_-zz.
Semenjak kuliah saya belajar jajan makanan. Makan makanan selain masakan ibu saya, antara enak dan gak enak, antara banyak penyedap dan keasinan atau yang gak pedes sama sekali, padahal warnanya warna sambel. dan saya menghabiskan separuh hidup eh uang saya cuma buat makanan >w< Kalau dibeliin buku kan dapet banyak ya~ aaaaa

Tapi, kostan itu melatih saya bangun pagi. Kadang juga pengen punya temen sekamar yang bisa saling ngingetin, bangunin qiyamulail, ngejar target tilawah dan shalat jamaah. Tapi yah, hidup ini mungkin selalu menuntut keadilan. Tidak selamanya orang yang ingin lebih baik akan bersama orang yang baik, atau malah kita yang dituntut menjadi baik duluan.

Ngekost itu sebenernya banyak batinnya. Entahlah, mungkin saya yang terlalu ga enak atau terlalu baik, atau orangnya yang begitu *sudah*. Kalau kata ibu saya, dia selalu bilang "Belajar ikhlas kak," Termasuk ikhlas menerima takdir hidup dan merelakan harapan-harapan ya bu?

Ya, saya ingin selalu punya hati yang cantik. Hati yang selalu memaafkan, bukan hati calon pendendam ini. Allah pasti punya banyak cerita dibalik ini. Allah selalu... selalu.. ada buat orang-orang macam kita.

Hey, terimakasih :D 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar