:))

By Nayla Nuha - Agustus 17, 2012

Disini, adzan maghribnya sampai berkumandang tiga kali. Mungkin mereka sangat bersemangat sekali menyambut petang datang. Mungkin adzan yang pertama menandakan waktu buka puasa telah tiba, adzan kedua menandakan mereka harus makan dulu, adzan ketiga menandakan mereka akhirnya harus sholat.

Ah ya, mungkin agar mereka tetap dianggap sholat tepat waktu sehabis adzan.

Disini, waktu berbuka adalah waktunya melahap makanan berat seperti nasi dan lauk pauk. Kemudian selesai shalat mahgrib mereka akan mendendangkan shalawat-shalawat sebelum adzan isya datang. Ramai sekali di surau. Anak-anak asyik main lari-larian, naik sepeda atau bermain lempar-lemparan sarung. Padahal halaman gelap sekali.
Jauh-jauh ada yang ke surau dengan sepeda, dengan mukena yang dipakainya sepanjang jalan. Lucu sekali.

Tarawih pun tidak perlu lama-lama, cukup membaca al-fatihah dan surat-surat pendek. Pukul 8 malam pun surau sudah penuh lalu lalang orang-orang yang pulang.

Disana hanya tersisa anak-anak remaja yang masih sadar apa itu arti Ramadhan dengan mengaji. Berbekal speaker mushala yang tidaklah sekeras speaker masjid, mereka segera membuka al-quran mereka, mendekatkan bibir mereka yang siap melantunkan ayat-ayat suci. Bacaannya pun sangat sederhana, nada bacanya khas sekali seperti teknik mengaji di perkampungan. Mungkin bagi mereka, yang penting membaca al-quran daripada tidak, tidak apa-apa ada salah-salah sedikit, asalkan tidak salah semua, tidak apa-apa ada salah sedikit, yang penting mereka membaca al-quran daripada tidak sama sekali.

Disini, udara malam hari sangatlah dingin. Anginnya berhembus kencang sekali, sebab lubang-lubang pintu tidak ada yang ditutup dengan kain atau apapun itu. Rumah-rumah tidaklah ramai seperti di kota-kota besar. Pukul 8 malam, sempurna di tutup rapat, mematikan lampu rumah. Membiarkan kesunyian menyapa  malam. Malam yang teramat dingin.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar