Jalan kaki Malam

By Nayla Nuha - Februari 24, 2014

Hari ini, Perjalanan ter'rileks' yang pernah saya alami. Bukan karena hujan yang bikin dingin dan bikin ngantuk, atau lagi bersemangat melihat jalanan malam lewat jendela besar perjalanan. Saya pun tidak duduk nyaman diatas kursi kendaraan dan tertidur pulas sampai bogor.

Saya duduk dibawah, lesehan dengan kaki menekuk. Duduk sambil senderan penyangga kursi dan disamping kaca pintu yang besar itu. Lalu saya mengeluarkan sebuah buku dan menyalakan lagu *karena lagu yang disetel lagu alay ._.

Saya mulai lagi membaca, halaman 8 dari novel setebal 500 halaman: Partikel.
Akhirnya saya berhasil membuka novel ini setelah 3 hari ada ditangan, dan dibawa-bawa kemana pun. Kenapa novel ini hidup? Karena penulisnya masih hidup /plak *bukan~ Karena novel-novel Dee isinya emang hidup semua. Partikel adalah serial lanjutan dari Petir. Setelah Petir sempurna membawa dunia saya pada dunia sains fisika-listrik dan keanehan macam dunia-dunia gaib, Partikel membawa saya pada dunia sains-biologi. Percakapan blasteran, percakapan ilmiah, percakapan-percakapan agama, juga tulisan-tulisan ilmiah macam nama latin tanaman dan sejenisnya.

Yang tidak pernah bisa dihindari itu, adalah tidak menyadarinya halaman yang sudah dibaca. Tahu-tahu sudah sampai halaman 300-an, dan tahu-tahu saya baru nyadar kalau saya hanya sedang membaca. Perjalanan pulang itu seperti membawa saya jalan-jalan. Melihat Zarah, melihat Ayah Zarah yang dianggapnya Dewa, Melihat Bukit Jambul, ataupun membayangkan dimensi lain sejenis alien dan aliran-aliran ateisme. Saya jadi tahu betul, bagaimana alur pemikiran Dee, yang katanya dia sudah banyak melalang buana menghampiri berbagai agama, saya juga gak tau sekarag beliau agamanya apa. Tapi yang pasti, dalam kedua novel serialnya yang saya baca dan sedang dibaca, ia memasukkan macam agama dalam alurnya. *eh kok jadi kaya ngebedah novel -_-

Tepat sekali, pulang ke Bogor dan membaca novel berlatar Bogor. Saya malah membayangkan Bogor jaman dulu, seperti alur cerita ini. Bogor yang masih banyak pohon, kabut dan ah ya tentu saja begitu lembab. Dalam kotak kendaraan ini juga dingin, tapi itu disebabkan AC, diluar juga hujan, tapi banyak sekali kendaraan dan macet *bisa dibayangkan udara apa yang kita hirup*

Setelah menyadari betapa lamanya saya tertunduk, sambil tertawa kecil, menahan sesak dan terheran. Saya melongo ke kaca jendela, sudah malam rupanya. Gelap. dan ini dimana? Serentak bayangan bogor nan asri dan lembab laksana hutan hujan itu sirna. Hey, this real Bogor! Jalan raya, macet, cahaya lampu dan ah hujan... :') Tapi saya tetap tidak ingat ini udah sampai mana T-T Sampai pada akhirnya saya mencari-cari plang bangunan, dan memasang telinga untuk mendengarkan abang-abang kondektur berteriak-teriak meneriaki tempat tujuan akhir. Sebentar lagi turun rupanya..

Setelah mengucap salam perpisahan kepada seorang adik kelas yang kalau ketemu ndak pernah nyapa atau senyum dan saya juga jadi males buat nyapanya. Tapi pada akhirnya saya berhasil melancarkan misi untuk menegurnya walapun cuma pamitan XD wkwk

Turun kendaraan dengan perasaan senang, sambil tiba-tiba terputar lagu Aishiteru-nya Momaji.
Nyebrang jalan dengan bahagia, lalu.. saya tidak menemukan ojek. Lihat baterai sekarat, coba nelpon gak ada yang nyambung dan eng ing eng... baterai hp kosong melompong, tapi lagu masih nyala. Beberapa menit akhirnya saya memutuskan untuk jalan kaki, sedikit was-was dan takut.

Seketika kaki langsung dingin, jalanan jadi berkabut. Saya putar lagi musik di hp. Jalanan sepi sekali, kanan-kiri cuma kebun tanpa lampu ._. ah bukannya dulu pernah biasa seperti ini..
Lalu, beberapa rumah terlewati, tapi lebih banyak kebun dan jalan terjal kebawah. Licin, sehabis hujan, komat-kamit dalam hati, semoga ndak kepeleset. Rumah-rumah besar banyak yang kosong, atau pemiliknya belum pulang. Beberapa motor lewat, dan pasti ini bukan tukang ojek. Dan akhirnya yatta~ Saya sudah dekat dengan rumah berpagar hitam didepan tower. Membuka pintu pagar, lalu splash... masuk mengucap salam sambil bilang "Jalan kaki bu.."

Okey, ini malam yang panjang :v
Tapi akhirnya saya bisa pulang kerumah haha..
Lalu saya tepar.. masih banyak agenda yang harus dijadwalkan dan dipertimbangkan. Hampir setiap sore agenda rapat menunggu. Banyak sekali rupanya. Lalu saya hampir lupa harus menyiapkan KKL ke Malaysia. Males sebenernya, tapi apa boleh buat. Untuk background orang yang terjadwal, memikirkan hari esok sepertinya selalu membikin was-was haha

Selamat rehat :D

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar