Jodoh
By Nayla Nuha - Mei 20, 2016
Selamat lagi!
Akhirnya satu buku pertama di tahun 2016 ini selesai dibaca *malu sebenernya*
Apa itu jodoh? Barangkali kau sering bertanya-tanya tentangnya.
Barangkali imajinasimu tentang belahan jiwa begitu sederhana: di tepi pantai, kau mengandaikan ada orang di seberang sana, yang tengah menunggumu untuk berlayar. Namun di saat yang sama, terkadang kau justru meragu, sehingga seringkali hanya bisa menunggu, mendambakan orang yang kau nantikan itu akan lebih dulu merakit sampannya, mengayun dayungnya, dan mengarahkan kompasnya untuk menjemputmu.
Tetapi laut, ombak, dan isinya selalu menjadi misteri yang tak terduga-duga, bukan? Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.
Lalu, kepada siapakah seharusnya kita menambatkan sauh? Di manakah semestinya kita meninggalkan kompas? Kapankah kita perlu menantang nasib, garis tangan, dan rasi bintang? - Jodoh, Fahd Pahdepie
Novel judul Jodoh akhirnya masuk pilihan, dari sekitar banyak novel yang dibeli, yang ini baru dibeli tapi menarik banget untuk dibaca. Covernya yang menarik, tentu isinya juga menarik. Kisah sepasang manusia yang saling jatuh cinta sejak kecil dan tetap saling mencintai ketika dewasa.
Mungkin karena penulisnya adalah seorang laki-laki, jadilah tokoh utamanya laki-laki. Seno. yang mendeskripsikan perasaan Jatuh cinta seorang bocah SD menjadi amat sangat dewasa. Baginya mencintai bukan hanya sekedar ingin memiliki, tapi untuk menjaga perasaan masing-masing.
Ah membaca buku ini, lebih tepat untuk orang-orang yang memang sedang jatuh cinta. Bukan orang yang sedang ingin jatuh cinta *entah pada siapa*. Dalam novel ini, Seno, laki-laki itu yang masih bocah sering sekali membuat perhitungan-perhitungan aneh perihal Keara, perhitungan bahwa Keara memang jodohnya, yang sedang jatuh cinta juga sering kan begitu? Mencari momen dan mencari persamaan diantara keduanya. Dan cintanya begitu beruntung nan bahagia, karena tidak bertepuk sebelah tangan.
Seno sering sekali menulis surat pada Keara. Persis mungkin ketika sekarang jamannya ada handphone.
Tapi kisah cinta mereka masih panjang, maka itu Seno tidak pernah juga selesai menuliskan cerita cintanya bersama Keara, karena perjalanan mereka masih panjang. Ditengah perjalanan, pastilah ada sesuatu yang tidak terduga. Perihal Seno sengaja menghilang dari Keara untuk menjaga perasaan dan dirinya, juga Keara. Seno yang akhirnya kembali dan mendapat kabar buruk tentang Keara.
Seno yang selalu yakin dan dapat meyakinkan Keara bahwa mereka pasti akan menikah, pasti Keara mendapatkan keajaiban waktu, pasti Seno tetap menjaga cintanya untuk Keara, sampai pada akhirnya Seno dan Keara mempertanyakan apa sebenarnya yang dimaksud 'Jodoh'. Klopnya mereka sama-sama senang membaca dan filosofi yang ditulis pengarangnya ngena banget :""
Kerennya di buku ini, diselipkan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono, puisi yang sedang saya nikmati juga, puisi yang selalu berkaitan dengan sub bab cerita.
Alur ceritanya, persis seperti alur yang selalu saya suka, mendadak alur berubah, kita jadi sulit menebak akhirnya :""
Di perjalanan pulang kemarin, ditengah padatnya mbak-mbak kereta, dan senangnya hari itu, akhirnya ditutup dengan selesai membaca Novel ini. Gak salah beli! Gak salah juga berharap jatuh cinta pada sesuatu, dan gak salah juga untuk mencoba nulis review lagi~ /plak
“Jodoh paling sempurna yang kucari ternyata bernama kematian.” - Jodoh, Fahd Pahdepie
ini men-jlebkan, serupa postingan yang baru-baru saja kuposting, kita lebih sering gelisah memikirkan jodoh datang, tapi lupa mempersiapkan jodoh paling sempurna :" Mau tau Jodoh itu apa? Baca bukunya~~ :3“Tetapi laut, ombak, dan isinya selalu menjadi misteri yang tak terduga-duga, bukan? Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.” - Fahd Pahdepie
0 komentar