Hampir setiap malam, yang tidak lagi normal, hujan selalu turun menemani. Meski sejenak turun, sejenak berhenti. Mungkin ia merindui bacaan-bacaan hangat yang sendiri, atau tulisan sendu penuh diksi.

Mungkin aku perlu jatuh cinta lagi. Pada sesuatu yang baru, atau kenangan yang masih bisa berdamai di masa depan.

Rentetan agenda juga seperti sudah bosan tertempel di dinding berdebu. tidak pernah ditengok, meski sering dilewati. Tintanya sudah pudar, minta dihapus saja dari dunia.

Tumpukan mimpi diatas meja, merasa ingin kembali pada teman-temannya seperjuangan di jejeran rak toko buku.

Sudah satu bulan berlalu setelah momen bahagia pertama di tahun 2016. Setelahnya, kata orang-orang inilah dunia yang sesungguhnya. Ya, sesungguhnya aku malah jadi orang yang jarang keluar rumah tapi bertemu banyak orang yang bertamu. Berkutik dengan angka-angka yang kubenci, berteman dengan list-list penuh hitungan, menjadi dompet tempat uang yang ada lalu hilang sekejap.

Juga pertanyaan yang bisa kujawab lagi dengan : May.. maybe yes, maybe No hahaha

Apa mimpimu Nay? begitu aku bertanya pada diri sendiri. Setelah mengalami pengalaman yang kurasa cukup menguras hati, pikiran dan waktu. Banyak list yang terbengkelai karena sesuatu yang tidak disangka. Lagi-lagi kita harus percaya, bahwa rencanaNya lebih indah dari rencana kita.

Membenahi mimpi. Tiba-tiba aku kepikiran untuk menyusunnya kembali. Kalau perlu dengan pertanyaan-pertanyaan yang dulu gamblang, dan jawaban yang sekarang samar-samar kudapati.

Membiarkan waktu menjadi teman, rasanya memberi waktu pada diri sendiri untuk sesuatu yang disenangi tanpa ada deadline, paksaan dan lain-lain adalah hal yang akan membahagiakan.

Melanjutkan misi, sebab kalau diingat-ingat dan tidak sengaja dihitung, banyak misi di bulan-bulan kemarin harus dilanjutkan. ya, ringkasnya : melanjutkan mimpi yang kemarin haha

Selamat datang Mei :))
dan sampai detik ini masih melek