(tidak) rindu tempat pulang

By Nayla Nuha - Juli 26, 2015

Kadangkala, kamu tidak perlu merindukan tempat pulang

Meninggalkan sesuatu yang mengalihkanmu dan melupakan tempat pulang lebih terasa menyesakkan
Kamu datang ke tempat pulang, sering menggema kebohongan bahwa kau rindu tempat pulang; rindu meja, menatap layar monitor, diam sambil memencet tombol keyboard, tidur dengan arah yang sama, jam yang sama, suhu yang sama, dan terbangun melihat jendela yang sama.

Kadangkala dalam perjalanan menuju tempat yang jarang disinggahi, ada perasaan yang melekat, membuatmu ingin terus pergi ke tempat dimana kamu bisa berlari
Ada cerita baru, hangat matahari yang baru, kudapan yang baru, udara yang baru, dan mungkin akan ada hati yang baru

Dan, ketika kamu harus pulang, kamu kembali dari jarak-jarak larimu, yang sejengkal, sejenak, mengingatkanmu pada banyak hal; yang mencemaskanmu, mengkhawatirkanmu, membuatmu enggan untuk pergi menemui orang-orang yang biasanya kamu temui.

Kamu seperti orang baru, yang baru dilahirkan, dipaksa merajut apa-apa yang ingin kamu lupakan.
Sejenak, kamu ingin mengabadikan kenangan; kemudian rusak, lalu menjadi sekedar terkenang.

Aku sedang tidak merindukan tempat pulang, ada segelintir perasaan yang setiap kali menghantui tidurku, setiap aku pulang dari tempat singgah yang lain. Entah apa. Selalu. Berjalan setiap tahun, semakin banyak tahun terlewati, semakin banyak frekuensinya setiap waktu.

/welcome back,

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar