Musnah

By Nayla Nuha - September 13, 2009

melati putihku
kini layu
mawar merahku
kini menghitam

kicauan para burung
kini parau; tidak merdu
hembusan anginku
kini hampa, sesak, penuh sendu

deru ombak menjelma garang
gusar para tanah
menjadi gersang
sementara terik murka bebasnya

bisikan angin sendu
mengantarkanku pada mereka
yang senyumnya
seperti raksasa penguasa
jagat raya

penuh darah kerasukan
penuh hasrat
tanpa mengerti bahwa
semuanya sendu, musnah tak berarti
meninggalkan sengsara kini

13 september 2009 . 00.07

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar