Tentang yang geratisan

By Nayla Nuha - April 05, 2015

Gratis.

Gratis


Geratis

Gera tis

Geratisan. 

Waktu tidak pernah berubah jadi hal yang berbayar, tapi kalau dikalkulasikan dalam bentuk mata uang, yang akan dihasilkan akan banyak. Jadi kaya.

Ada gak sih orang yang jualan otak manusia? Gak ada kan ya, kalaupun ada, otak juga gak bisa disambungin sama syaraf-syaraf yang lain. Apalagi otak masing-masing manusia itu gak ada yang sama.
Ada gak sih orang yang bikin otak? Ada. Tapi gak ada yang bisa nyaingin otak buatannya Allah.
Nah, kalau ide? Itu lebih mahal dari apapun yang bisa dijual.

Sayangnya, namanya manusia, yang tidak terlihat itu bahkan menurutnya tidak layak untuk dihargai berapapun. Hampir sama seperti mereka menyatakannya dengan cinta. Sayangnya, cinta bukan bahan komersil penghasil pekerjaan berdagang seperti otak. Otak diasah ketika keharusan masuk pendidikan formal dan non formal, otak bekerja sejak manusia dilahirkan sampai manusia ditiadakan. Begitu juga hasil dari sebuah otak : ide.
Sayangnya, mereka -para manusia- kebanyakan menyepelekan ide. Alah, ide doang, gak keliatan juga itu ide original atau engga.

Tapi hal yang original itu sebenernya gak ada. Adanya modifikasi dan inovasi hasil dari sebuah pengamatan. Perhatikan aja barang-barang disekeliling kita jika dicermati bentuk dasarnya akan merujuk pada bentuk dasar yang sama.

Kemampuan. Skill. Kata orang-orang. Ada beberapa orang yang memang dilahirkan dengan skill yang luar biasa, apalagi jika diasah, ada juga orang yang berlatih mati-matian karena faktor minatnya atau kesukaannya, sehingga ia mempunyai skill yang patut diacungi jempol. Skill setiap orang juga berbeda-beda. Makanya, terciptalah sistem jual-beli, tukar menukar keahlian, yang dikembangkan menjadi sesuatu barang yang bisa dijual.

Berapa harga sebuah fasilitas, semacam handphone atau laptop, atau sekedar pulsa internet?
Ah, jika dihitung mahal juga. Apalagi setelah sadar, kalau manusia itu jangan cuma menjadi konsumen doang, tapi mengambil keuntungan dari mengkonsumsi sesuatu. Masa yang disana udah bikin alat canggih dan dijual kita cuma menikmati aja.

Nah, coba di gabungkan beberapa poin diatas.
Ketika seseorang memuji apa yang telah kita hasilkan, lalu memberi sebuah project, dan mengusulkan sesuatu yang bisa dikomersilkan, seenggaknya tidak serta merta memberikan label 'gratis'.
Meskipun niatnya membantu dan mempermudah, tapi apalah arti waktu bagi kami, ide yang menguras tenaga dan pikiran, juga hal-hal yang sifatnya malah menjatuhkan.

Please, kita juga sama-sama sedang mencoba hidup dengan jalan pilihan masing-masing.
Jika semua ide, waktu dan tenaga yang kami habiskan cuma berlabel 'terimakasih' dengan emote senyum atau sekedar ucapan 'bagus, suka deh' dan kalian tinggal menikmati publish-an dengan bahagia, kapan kami bisa maju dengan segala hal yang sedang dibangun?

ugh, 
Mau desain bagus, cepat dan gratis. 
Mau makan enak aja bayarannya mahal, 
Mau baju bagus dan berkualitas aja mahal,
apalagi ide, waktu dan tenaga manusia --'


/curhatan doang, ketika ke original-an gambar sudah sering diklaim atau digunakan tanpa seizin sang creator, atau permintaan mendesain sebuah undangan acara 'sakral' yang hanya berlabel 'terimakasih' atau request-an yang minta pilih-pilih dan akhirnya gak jadi, atau pingin sesuai keinginan. Bikin aja ndiri sana~ :v

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar