Itsunomani ori yanda Ameagari kirameki dasu machi Biru o matagu you ni kakaru oukina niji Dare yori mo sakini ima Kimi dake ni misetai kono keshiki Mune no kodou ga furue teru Come on! Magic wa kie tari shinai zutto ima datte Taikutsu ni obie tenaide, de, de, de, de, dekakeyou Sou What a Wonderful na Wonder World Mada mita koto no nai...
Akhir tahun. Sebulan lagi, ada banyak kesadaran yang tersadar harus diperbaiki. Mungkin kemarin kita merasa terlena atau begitu menganggap lelah. 4 bulan mengajar pun akan usai. Baik-baik saja. Bisa dijalani meski tidak pernah bisa sepenuh hati. Tugas-tugas melambai-lambai ingin disapa, disentuh bahkan minta dirangkul. Hidup akan terus begini, ketika selesai urusan ini, akan ada urusan yang lain yang lebih memberatkan. Makanya, hidup selamanya...
Seperti pernah melangkahkan kaki Berucap perpisahan dengan pelukan dan lambaian Ada cerita yang menunggu dibagikan Sejumput doa dan kenangan Diantara berartinya menunggu Juga penantian kata pulang Bukankah kau rindu? Beruntunnya perjalanan Sampai kau lupa rasanya nyenyak dalam tidur Masing-masing memberikan senyun Untuk menumpuk sebanyak-banyaknya kenangan Padahal ada yang lebih terbingkai di dalam hati Pagi yang tidak ada mentari Dan malam yang menghilangkan lelahnya...
Langkahmu, menggambar sebentuk ceritadua jejak kaki yang menyusurinyasebab berjalan diatasnya penuh peluhberlari pun perlu merengek pada waktusiapa yang tak dengar bunyi desirnya,kala bisikmu sampai pada senjanya: Ada janji yang tersisadan kamu sudah tahu, ombak dikirim untuk menghapusnyatanpa menunggu matahari tenggelamkamu mengukirnya ditempat derunya berkawanlupa menaruh sebaris pesan dalam botol kaca #30D15C #Bogor, 23 November 2014 Bayar hutang >...< 6 puisi ...
Space between the words and key With nothing to unbarePictures taken long agoForgotten umbrellasExpired tickets, broken glasses, shoes that fit no moreDream I couldn't make it trueMemories of pastI'm an ExtraDon't pass me byYou know what I meanSame to youIn this apathetic worldEach of us are Extras with hopes unshedCork of empty bottle, all those edges they cut offPresent I never sent to...
Tidur sudah jadi kebutuhan pokok kaya makan. Bahkan kaya rutinnya sholat. Yang pasti sholat mah rutin harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Alhamdulillahnya saya gak pernah ngerasain rasanya nggak bisa tidur sampai pagi, kaya insomnia gitu, Ga tidur seharian. Eh pernah ding sekali gak tidur seharian waktu jadi panitia PKMJ yang kacau balau. Alhasil esoknya saya bisa tidur sambil duduk dipojokan dan akhirnya sakit...
Dibalik kacamatamu, aku ingin diam beradu dengan embunnya Dan mencari, Siapa yang singgah dimatamu? #Jakarta, November 2014 #30dayschallenge? ...
Hai, saya lagi beli paket extra kuota. Demi sebuah tugas dan saya baru ingat harus bikin soal ulangan /plak/ Untungnya saya lagi sendirian dikosan. dan malam ini saya ndak merasa ngantuk karena sepulang tadi saya beli kopi T-T ini terbukti banget jadi gak ngantuk :v Akhirnya tugas ini selesai. Setelah pada akhirnya saya selalu merasa payah dan err.. rasanya sikap-sikap acuh dan meremehkan...
Baris-baris terlampau sepi Ada sambutan melankoli menggantikan matahari Singgah tidak sebentar Barangkali hanya menyisakan celah untuk cahaya Angin menyukainya, ketimbang harus kolaborasi bersama terik Sedang bunga sibuk mengeringkan kelopaknya Menunggu bagaimana rupa embun ketika hilang Kamu melipat waktu Juga rintik yang dikumpulkan dalam gelas-gelas kaca Menaruhnya di sisi jendela menghitung; padahal seribu rintik pun tidak akan sampai hitungan Barang sehari, Kamu menjadi setia,...
Suatu pagi, ada seorang teman yang membicarakanmu. Kamu yang kemarin. Mungkin lebih tepatnya ia bertanya tentangmu padaku. Dan aku yang balik bertanya. Tentang cerita-ceritamu padanya. Katanya, kamu kelihatan senang sekali. Ya, entah kenapa. Mengetahui kamu bahagia, aku juga ikut bahagia. Mengetahui kamu akan bernapas lega setelah malam itu. Rasanya aku juga bahagia. Ah begini ya, bahagia pun sederhana; saat mengetahui kamu senang, aku...
Seorang pelayan menyambutku, Bertanya dengan senyum paling indah Aku menyerahkan sebungkus biji kopi, Buatlah yang paling enak; Ranumnya tercium rupa-rupa Melankolis, ambisius, tenang Secangkir kopi sampai padaku Di tangan sang pelayan kedai kopi, Aku ingin memintanya disini, menikmati secangkir lagi lalu menyelami malam Biji kopiku sudah terteguk manis, Mengisi lipatan-lipatan pagi yang lama tidak tertidur "Cappucino! Moccachino di kejauhan mereka memanggilmu Lalu kamu...
Udara datang tiba-tiba punya kabar tentang perjalanan yang kaca-kacanya basah lalu menjadikannya buram Tirainya belum tertutup sempurna Ketika terang akhirnya keluar di tengah siang Dari kejauhan ada yang tengah datang menatapnya separuh, seraya mengundangnya saling pandang Disini hanya gerimis, yang cuma bikin kacanya berembun #30D11C #Jakarta, 14 November 2014 ...
Waktu sedang membuat jarak tapi selalu ada kabar yang bertanya, meridui kapan duduk bersama menikmati pagi berbincang dengan segelas yang berbeda ;kamu yang sering menyeduh kopi, dan aku yang memilih mencium ranum daun teh Langkahmu masih sekuat itu, persis ketika kita pernah berjalan bersama membuat bayangan raksasa sambil tertawa kemudian, ketika aku yang takut sendirian ada wajah jenaka yang kau buat-buat dan candaan...
Dilebur malam,akhirnya kita sampai pada bincang yang lamapun jeda yang akhirnya mengalahmusik dentingan gelas-gelasjuga klakson-klakson mobilJadi iringan melankolis yang memuakkanDiantara hiruk pikuknya,waktu membuat pintu masukyang menamainya : kitakita mengaduknyaseraya membubuhkan rasa menaburkan senyuman kecemasansebab tidak ada esok yang akan berbicara,dan kamu memintaku untuk bahagiasedang malam memintaku untuk membuatmu bahagia ah,detiknya seperti cepat sekali berlarimalam berharap akan punya jeda yang lebih panjangbiar ada yang...
Malam menggoda, Ada kekuatan yang sedang mengakar Didalam gelas-gelas tanpa gagang Diantara seduhan air panas dan racikan gula Lalu mengaduknya, membuat cerita menjadi panjang Ada semburat senyum mengaduk-ngaduk Juga segenggam kebencian, ;Makanya ia menjadi pekat Dan pasti terteguk perlahan-lahan Ah, tidak semanis senyuman Tapi ranumnya menggoda terus menerus "Ini gelas-gelas setia, " kata malam Ya, seperti hidup seharum kopi pahit yang bikin candu...
Biar hujan merintiknya Sedang senja sibuk gelisah Melihat tanah senantiasa basah lewat celah berawan Kau tahu? Senja kini mencintai hujan, Bahkan sampai tidak bertanya Apakah ia mengalah atau dikalahkan ataukah ia dirindukan tanah yang inginkan jingga menghangatkan petang senja kini mencintai hujan, sampai semua harus punya rintik yang dihapus payung-payung kenangan mereka akan berkata, 'selamat tinggal,' tanpa menoleh dan melambaikan tangan sebab tangan...
Sebentuk do'a, akhirnya mampu menatap lamat senyummu tanpa harus melihatnya takut, pun duka Lewat tumpukan buku-buku yang menatap nanar tangan-tangan penasaran dan kutipan-kutipan yang sering kau racik kembali dirumahmu; disini ada sentuhan yang sering merangkulku, dulu lalu duduk-duduk bersama sambil memanggil angin kita akan diam masing-masing, kemudian tertawa Meleburkan imajinasi dan hidup yang tanpa sadar dirasa pahit tapi terus kita teguk sampai dinding...
Sampaikan salamku pada malam Yang luruh tanpa suara hujan tapi melenakan yang menatap gelisah mata-mata yang terpejam, Mungkin ia sedang ingin bercerita Karena sepi membuatnya setengah menggigil, Lalu memaksanya mencari perapian Biar hari bisa melepas risau yang tertahan dalam jeda pengharapan Sampaikan salamku, juga sepotong alasan yang sederhana Aku sedang larut dalam adukan mimpi yang kelelahan, sampai aku lupa, dimana kutaruh doa-doa dalam...
diam-diam udara pagi menyuguhkan segelas senyuman hangat lalu terteguk dan tersedak ini panas, membakar dan melelehkan pagi diam-diam aku juga menyuguhkan setoples riasan pada pagi biar ia cicipi lalu merubahnya, jadi penuh kepalsuan ah, jadi siapa yang diam-diam saling diperhatikan? #30D4C #Jakarta, November 2014 ...
detik sedang berlari sebab pagi sudah terlanjur bangun dan bercerita dini hari tentang waktu yang tidak lagi memilih jeda untuk dijadikan tempat singgah dari kelelahan lalu aku ingat, selembar puisi, yang jatuh diterbangkan angin mengalir mengikuti hidup; yang katanya nafas semakin punya ukuran ada pertanyaan tersamar bersama puitisnya serupa aroma pagi yang berbisik: ini pagi terakhir, untuk sisa nafas yang tinggal segelas hari...
Kenapa akhir-akhir ini suka emosian terus abis gitu marah-marah tanpa ga sadar.. atau menampakkan rasa iri yang berlebihan. Ah saya benci jadi pencemburu, Gomen ne, saya suka seenaknya sendiri marahin orang, nyalahin orang atau bahkan membuat pernyataan yang gakpenting dan itu egois banget. Padahal saya mah apa atuh, saya ini siapa T.T Harusnya gak punya hak buat marah-marah atau iri pada seseorang atau...
Berapa kali harus kuulang
Menyusuri malam lewat bait-bait jemarimu
Rasanya tidak ada yang pernah habis dari
Irama setiap baris
Berapa kali harus kutulis lalu kuhapus
Sebab banyak kata-kata yang kujaring
Tapi tidak sejernih yang kubaca
Ada kekuatan yang menyungging diantara kepalsuan
Berdiri tegak sampai menghiraukan jarum jam
Mungkin sedang lupa, ketika kertas kembali menjadi teman setia
Sampai tak ingat pula,
Harus melihatmu dimana
Disini; tempat yang mungkin bisa kuraih
Atau,
Disana; tempat yang mungkin bisa kulepaskan
#30D2C
#bogor, 4 november 2014 02:15
hey, betapa kalimat pembuka tidak pernah menjadi penentu hari lihat, ada pancaran bulan yang samar-samar terlihat dari atap jendelaku seperti bertanya : dimana kau simpan kata-kata untuk hari ini? aku bungkam, tak punya salam untuk membuatnya menungguku sebelum menutupnya Bogor, 3 November 2014 #30D1C ...
Jadi mungkin judulnya : Hari ini yang berjalan tanpa 'kamu' Sepertinya kita pernah buat kesepakatan tanpa ucapan, kalau kita akan datang selalu bersama-sama. ah, sudahlah~ /untuk yang kedua kalinya/ ...
Dari berbagai macam minuman yang diolah dan dijual di dunia ini. Cuma dua jenis yang jadi favorit saya: air mineral dan teh. Udah. yang lain mungkin suka disruput beberapa, tapi ada juga yang sama sekali di 'anti'kan : minuman soda Dan akhirnya saya akan memutuskan untuk tidak membeli minuma teh instan di abang minuman atau supermarket kalau lagi gak pingin-pingin amat dan perut...
Rasanya Oktober lama sekali, dan saya belum menemukan cinta hujan yang turun menghampiri saya dengan sukarela, tulus dan apa adanya. Menunggu November seperti menunggu antrian masuk pesawat yang terus menerus terlambat datang. dan akhirnya sampai juga pada November. Bulan yang 'keramat' karena ada banyak hal yang harus diselesaikan cepat-cepat. Eits, tapi jangan terburu-buru. Kalau kata ibu saya, pasti kamu bisa. Kalau kata seseorang,...
Ada mendung mengunjungi pelangi tepat diatas istana dengan menara-menaranya yang runcing juga bunga-bunga yang tersusun di pinggir jendela-jendela kamar Terjaga sepasang mata; seorang putri yang tatapan teduh tapi tak lagi terang seperti mentari sebab, beribu surat tak lagi pernah terbalas pun burung pengantarnya sudah terlalu lelah mencari tujuan diantara banyak bunga di tepian jendela ia cuma memiliki satu, bunga yang datang jauh dari...