Setelah tidurku tidaklah nyenyak lagi dua hari terakhir.
Entahlah, mungkin ada banyak hal yang dipikirkan, otak pun tidak pernah lagi kompromi dengan pikiran-pikiran yang belum sempat menuai penyelesaian.
Apa kau pernah percaya hidup?
Bertahun-tahun silam aku pernah bertanya pada diriku seperti itu,
tentang pertanyaan mengapa aku ada disini, dan mengapa mereka ada di sini.
Aku tidak tahu, kenapa aku pernah tidak sepercaya itu pada hidup; yang begini
Selamat pagi,
apakah langit yang kau pandang masih sebiru pagi ini?
Ataukah segelap langit di kemarin sore yang menurunkan hujan deras tanpa tempo yang lama...
Selamat pagi,
ketika semalam aku kembali memikirkan sesuatu hal yang membuatku bertemu seseorang dalam bunga tidur yang sebentar.
Tidaklah ada lagi jalan ketika hampir keputusasaan menyelimuti selain menyelipkan gundah, gelisah dan harapan dalam doa-doa pada-Nya. Ketika kita tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Bahwa kekuatan doa itu nyata adanya. Dia sekejap membuat waktu terhenti dan menurunkan doa-doamu.
Tidakkah ada lagi jalan selain berharap pada Sang Rabb, karena hanya di setiap kuasanya, ia yang bisa membolak-balikkan hati manusia.
Kamu masih punya Dia kan? Masih merasa Dia memberimu kesempatan untuk bangun, menghirup pagi, melihat dimana kamu berada. Lalu memikirkan banyak hal?
Kamu masih punya Dia kan? yang menggerakkan hatimu untuk berjalan kesini, atau keinginan untuk mengatakan apapun kepada setiap orang...
Kamu ingin keluar dari hidup seperti ini? -yang kamu rasa tidak pernah berarti
Memangnya kalau kamu pergi, kamu jadi berarti apa?
Kita bisa merangkulnya bersama-sama.
Karena yang sempurna tidaklah pernah sempurna, dia hanya terlihat sempurna.
Karena sayap yang sebelah tidak pernah bisa terbang ...
Karena sepatu yang sebelah tidak nampak bagus dan nyaman untuk melangkah.
Karena kita tidak haruslah sama, kita hanya harus saling melengkapi.
Apakah Kamu percaya kekuatan cinta itu nyata?
-aku tidak akan membiarkanmu berjalan sendirian seperti keadaan sekarang ini. Tidak akan~
Entahlah, mungkin ada banyak hal yang dipikirkan, otak pun tidak pernah lagi kompromi dengan pikiran-pikiran yang belum sempat menuai penyelesaian.
Apa kau pernah percaya hidup?
Bertahun-tahun silam aku pernah bertanya pada diriku seperti itu,
tentang pertanyaan mengapa aku ada disini, dan mengapa mereka ada di sini.
Aku tidak tahu, kenapa aku pernah tidak sepercaya itu pada hidup; yang begini
Selamat pagi,
apakah langit yang kau pandang masih sebiru pagi ini?
Ataukah segelap langit di kemarin sore yang menurunkan hujan deras tanpa tempo yang lama...
Selamat pagi,
ketika semalam aku kembali memikirkan sesuatu hal yang membuatku bertemu seseorang dalam bunga tidur yang sebentar.
Tidaklah ada lagi jalan ketika hampir keputusasaan menyelimuti selain menyelipkan gundah, gelisah dan harapan dalam doa-doa pada-Nya. Ketika kita tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Bahwa kekuatan doa itu nyata adanya. Dia sekejap membuat waktu terhenti dan menurunkan doa-doamu.
Tidakkah ada lagi jalan selain berharap pada Sang Rabb, karena hanya di setiap kuasanya, ia yang bisa membolak-balikkan hati manusia.
Kamu masih punya Dia kan? Masih merasa Dia memberimu kesempatan untuk bangun, menghirup pagi, melihat dimana kamu berada. Lalu memikirkan banyak hal?
Kamu masih punya Dia kan? yang menggerakkan hatimu untuk berjalan kesini, atau keinginan untuk mengatakan apapun kepada setiap orang...
Kamu ingin keluar dari hidup seperti ini? -yang kamu rasa tidak pernah berarti
Memangnya kalau kamu pergi, kamu jadi berarti apa?
Kita bisa merangkulnya bersama-sama.
Karena yang sempurna tidaklah pernah sempurna, dia hanya terlihat sempurna.
Karena sayap yang sebelah tidak pernah bisa terbang ...
Karena sepatu yang sebelah tidak nampak bagus dan nyaman untuk melangkah.
Karena kita tidak haruslah sama, kita hanya harus saling melengkapi.
Apakah Kamu percaya kekuatan cinta itu nyata?
-aku tidak akan membiarkanmu berjalan sendirian seperti keadaan sekarang ini. Tidak akan~
0 komentar