Maryamah Karpov : Tetralogi LP terakhir !

By Nayla Nuha - April 21, 2009




akhirnya saya berhasil baca Maryamah Karpov dalam 3 hari ! buku tebel persis kaya buku harpot !

Cerita yang amajing sangat! perjalanan mencari A Ling melintasi badai dan luasnya samudera ke pulau Batuan.

Bertemunya kembali Ikal dan para anak-anak Laskar Pelangi yang hidupnya begitu amajing pula ! menemui Lintang yang sudah sekian lama tak ada kabarnya. Bertemu Mahar yang sejak dulu tidak pernah melupakan Tuk Bayan Tula sebagai pedomeannya. Dia akhirnya menjadi seorang dukun yang dicap Ikal sebagai orang musyrik.

Ya... di buku itu Mahar dan Lintang sang ilmuwan pesisir tidak luput diceritakan secara detail, tentang orang-orang Lanun, dan orang-orang yang mementingkan taruhan dengan ganjaran yang begitu amajing dan sangat gila.

Di buku tersebut segala macam nama dipaparkan, nama julukan yang aneh-aneh dan ke-'lebay'an sang Ketua Karmun menyambut dan membujuk Ikal agar pergi ke Kinik Dokter Diaz sebagai pelopor agar masyarakat Belitong mau pergi berobat gigi ke klinik tersebut.

Tentang perjuangan Ikal membuat perahu, tentang cerita Mahar yang jatuh cinta pada Maura penduduk Lanun pengikut Dayang Kuw.

Tapi yang buat saya penasaran, bener engga ya? Ikal jadi nikahin A Ling? apa mereka kawin lari ya ? hohoo . mengharukan sekali pertemuan Ikal dengan A Ling ! heuheuu .....


Yeah ! permainan biola! menyentuh satu bab yang kta-katanya begitu amajing dan selalu menyihir saya untuk membayangkan segala hal yang terjadi dalam novel tersebut !



ADA

tahukah dirimu, kawan?
dalam serpih-serpih cahaya
dan gerak-gerik halus benda-benda
tersimpan rahasia
mengapa kita ini ada


LAUT

horizon, horozon setelah itu, tak ada hal lain
horizon di langit dan horizon sejauh
jangkau pabdang
muara menyempit, delta mengerut
hutn lindap, daratan kelabu
laut laut, laut seluas langit
datar, tetap, tak berhingga, biru mendebarkan


LINTANG

dengan pisau lipat
kuukir pelan-pelan
kalimat yang dalam
dari perasaanku yang larat
karena hormatku yang sarat
untuk pesona persahabatan dan kecerdasan
lintang, lintang, hatimu ang benderang
qui genus humanum ingeno superawit
manusia genius tiada tara


PUISI

dan tiba-tiba hariku berubah menjadi puisi
semilir di pagi hari
meriang jika siang
pecah, serupa ombak-ombak pasang kalau malam

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar