Day : Eid Mubarak

By Nayla Nuha - Agustus 11, 2013

Malam ini adalah malam terakhir saya disini. Di tempat yang selalu menerima "jalan pulang" atau tempat singgah sementara sebagai cara lain melihat dunia. Bertemu dengan saudara-saudara. Mengenal saudara-saudara jauh atau sekedar menikmati sisi dunia yang tidak biasa.

Sudah bukan masuk hari raya lagi rupanya. Sudah hari kedua setelah hari raya. Petasan, kembang api, gema takbir, mobil-mobil dengan sound system yang mengumandangkan takbir berkeliling desa, tawa anak-anak kecil, kesibukan para ibu dan nenek menyiapkan hidangan makanan untuk hari raya atau hidangan-hidangan toples yang dipajang di ruang tamu, itu sudah berlalu.

Sekarang kami sibuk menyambung tali persaudaraan; berkunjung; sejarah mereka menyebutnya. Baju terbaik, senyum terbaik dan uluran tangan terbaik. Oke, narasi ini rasanya akan tidak pernah ada ujungnya kalau dilanjutkan. Mari~ ikuti perjalanan saya di kampung halaman.

Hari 1 Lebaran, 8 Agutus 2013.

Ini kali pertamanya saya membuat rincian cerita. Rasa-rasanya saya memang semakin tua, semakin tua juga untuk semakin memperhatikan semuanya disini. Yang sudah perlahan-lahan berubah...

Hari pertama, baju terbaik, menuju masjid besar di kampung ini. Tidak besar, setidaknya kami shalat di tempat terbuka. Mesjid yang sama seperti tahun lalu, hanya saja kami datang agak terlambat, jadi kami dapat barisan belakang.

Tidak seperti di kota besar, shalat ied ini tidak terasa syahdu. Yah, seperti inilah keadaannya. Yang bikin heran saya dan keluarga adalah shalat setelahnya; Shalat Taubatan Nasuha dan tolak bala. Serentak kami sekeluarga mengubah niatan jadi shalat dhuha --, Hadeh kacau sekali~~

Setelah shalat ied, kami selalu lewat jalan yang berbeda, yah jalanan yang selalu penuh sampah sampah petasan setelah malam takbiran. Kemudian kami mulai salam-salaman penuh haru *huek* boong ding, lalu mulai jalan-jalan menuju rumah saudara yang tepatnya rumahnya depan-depanan dan samping-sampingan -_-" Maklum, ayah ibu saya itu sepupuan~ /plak

Kemudian kami mendapatkan uang~ jeng jeng. *nay masih dapet uang?| Iya dong /plak *gaktaudiri

Saya kasih tau trik sederhananya : Ketika bertamu, duduklah disamping anak kecil, dan ketika yang punya rumah bilang : Ayo ndang disambi pangane", Ambillah sedikit makanan yang tersedia, kalau enak ya ambil lagi aja terus, atau bisa saja kamu cengangas cengenges atau pura-pura main sama anak kecil disampingmu /plak *ini trik sesat banget dah*

Gak ko gak, kita dikasih uang karena mereka masih kerabat kita *dan ternyata hampir satu deretan kampung itu adalah kerabat* --" dan mereka masih menganggap kita imut-imut :3 nyan~

Ronde pertama, dapet lumayan, lebih dari 50.000 muahahaha. Apalagi tu bocah-bocah ingusan, yang selalu pasang muka sok-sok pergi padahal pas udah deket-deket mau dikasih, menyodorkan tangan dan langsung bilang sambil cengenges-cengenges girangnya minta ampun : matur suwun mbah *gezz ..

Ini adalah foto kami (kiri ke kanan) : Nanda, Janan, Saya, Resa, Ifah, Rifqi, Fadhil, Bila

Ronde kedua taraaaa jeng jeng, tidak dapat uangpun menjarah makanan jadi XD
Ronde kedua rumah yang kami kunjungi bagus-bagus :3 dan makanannya bisa dijarah hahaha Bekerjasama dengan anak kecil dalam hal ini adalah cara ampuh yang sangat mengasyikkan! Walaupun kelihatannya kami memang jadi kaya anak kecil XD

ndak dapet sangu, makanan pun jadi /plak hahaa

Ronde ketiga di hari yang melelahkan ini adalah, edisi pergi lumayan jauh. Kerumah saudara-saudara nenek dari ibu saya. Ya, biasanya kami memulainya seusai ashar dan baru pulang abis maghrib. Dan satu-satunya yang kami buru di sejarah sore hari ini adalah : Kerupuk ikan. Kalian gaktau an itu adalah makanan wajib kami kalau datang kesini, kerupuk  berbentuk ikan itu enak banget >w< enaaaak banget~ Apalagi kalau digoreng dengan tingkat kematangan yang pas, sehingga warna pinknya itu sangat menggoda /plak dan teksturnyaa aaaaaaaa *udah udah!

Pulangnya, kami lapar dan mampir ke Bakso Pak Lan. cuma bakso dan kuah dan tersedia sambal juga hanya ada saos tomat. Dan minumannya gak enak >.<

Oh ya, makanan wajib ketika lebaran disini adalah soto ayam! Jangan kira soto ayam disini bumbu raciknya sama. Disini, soto ayam hanya menggunakan ayam yang diiris kasar, irisan kol dan toge aneh. Citarasanya ada di bumbu kuahnya, dan porsinya itu sangat sedikit -_- beda sama soto yang dijajakan di bogor atau kota-kota besar. Dan yang terpenting makanannya itu pake nasi. aaaaaaaaaa kenapa mereka harus mencampurkan kuah dengan nasi?!!

Kaya beli soto di Salatiga waktu itu, sotonya pake nasi =.=

Begitu selesai, seingat saya, saya mulai nonton ini: Fullmetal Alcheimist Brotherhood whoaaaaaaa sugoii sugoii tenyata emang seruu ai~ >w</

Hari kedua, 9 Agustus 2013

Nah, ini adalah hari melelahkan kedua. Kami akan jalan-jalan lebih jauh lagi. Mengunjungi saudara-saudara yang rumahnya jauh. Ada 7 rumah sepertinya, seingat saya. Yang pertama adalah rumah om saya. Om Heru, rumah mertuanya. dan rumahnya yang sedang dibangun, rumah bertingkat, yang ada  kolam ikannya, dan penuh dengan ornamen-ornamen. Kadangkala heran sendiri, om saya itu, menghabiskan banyak waktunya untuk membangun rumah yang wah.

Kedua, rumah kakaknya nenek saya. Mbah saya juga toh, Mbah Riban. Rumahnya deket gunung, dan makanannya disana lumayan enak.

Dan yang nggak pernah ketinggalan adalah ke rumah adiknya Mbah saya, yang waktunya selalu lama, mbah yang rumahnya punya mushala depan rumah, kebon di belakang dan selalu disuguhin makan siang : soto. Boleh nambah loh! Ada kerupuk ikannya XD

Fiuh.. ternyata hari ini memang sedikit melelahkan. Setelah kembali pulang, kita malah ngadem di depan rumah ayah saya. Iya, rumah ayah sama ibu saya itu kan depan-depanan~ Sepertinya mereka lagi pada ngobrolin rencana besok ke Pantai~ ulalalaaa

dan sepulangnya saya, ketika yang lain pada tidur, ataupun lagi pada main, saya nonton lagi XDD kyaaaaa ini gak bisa berhenti pemisra, sampai menemukan episode terakhir. dan saya kena marah lagi, soalya kerjaannya nonton mulu. Walapun beberapa kali saya suka kabur kerumah ayah saya, sekalian nemenin mbah saya yang suka sendirian, gegara dua sepupu saya itu jalan-jalan mulu err...


Hari ketiga, 10 Agustus 2013

Mendaki gunung, lewati lembah nanana~~

Rencana berangkat sesudan subuh gugur sudah. Padahal saya udah bangun pagi, dan berangkat tetap jam 7 atau setengah 7 gitu. Dengan 3 mobil;
Mobil 1, Freed : Ayah dan ibu saya, kedua mbah saya, dan tiga bersaudara yang aneh
Mobil 2, Sedan : Om Kawit, Nanda, Kola *apaaa?! mereka cuma bertiga?
Mobil 3, Phanter : Om Heru, Bulik Tati, dan segerombolan anak kecil (Fadhil, Bila, dan Rifqi)

Begitulah, dan restu dari seorang ibu adalah menentukan urutan mobil dalam pawai kali ini ke Pacitan~
jadi, Mobil 2 memimpin di depan, secara Om kawit itu jado sekali nyetirnya,
Mobil 3, ditengah. Harus ditengah
Mobil 1 dibelakang. Oke, jangan tanya apa-apa soal urutan mobil itu. Kata ibu saya, itu adalah restu dari orang tua para orang tua *bingung? saya juga*

Ngapain ke pacitan?
yup. kita mau ngunjungin rumah adik mbah saya. Mbah Tini. karena kita nggak pernah silaturahim kesana, setelah Jogja menjadi tujuan utama, dulu rumah Mbah Tini di jogja, sewaktu kita masih SD /plak. sekarang udah pindah ke Pacitan. Tapi sebelum ke Pacitan, kita refreshing dulu ke Pantai. Namanya Pantai apa ya *lupa*.

Jam 9 sampai, dan mbah saya mulai mual, karena nyium bau makanan laut >.</
Tapi akhirnya mereka ke pantai juga kok
Pantainya rame -_- ga asik. Terus membosankan, soalnya kita gak boleh naik perahu aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
dan sebagai gantinya, adik saya menemukan kepiting-kepiting kecil, setelah main2 air sampe bajunya basah. Serentak semua sepupu saya malah nyari kepiting. dan ide gila adik saya (yang satu lagi). dia mau bawa kepiting itu sampe rumah.


Jam 11 kita keluar dari pantai. Jalanan menju pantai itu ngelewatin gunung.Aneh kan? lewatin gunung untuk sampai

ke pantai haha...
Dan ternyata perjalanan menuju rumah Mbah saya itu tidak semudah yang dikira. Kita bener-bener lewat jalan gunung yang berkelok-kelok dan naik turun wuaaaaaa...
Lalu, sampailah disana. Rumahnya bagus~ untuk ukuran rumah tradisional, dari kayu. Meskipun kecil dan gak sebagus rumah mer ka di Jogja. Banyak pajangan : ada wayang, lukisan bali, piringan kaset, dan jam kayu antik semuaaaa

Kita makan lagi, gak ada sambel \
ya, kita memang lama disini, nyari2 chanel yang pake parabola, tapi yang ketemu ya channel2 indonesia aja.

Foto sebelm pulang : Kola (om saya maksudnya), Mbah gemuk, saya dan rifqi, janan, ifah, Mbah Parlan, (Atas) Mbah Tini, Ayah dan Ibu saya


Karena foto saudara2 yang kecil udah, ini adalah kita calon2 penerus bangsa /plak *apadah* : Nanda, Saya, Janan

Perjalanan pulang memakan waktu lama, kita harus terus bareng2 haha, saya muntah di jalan, dan pada akhirnya

menjelang isya kita nyampe rumah. Selanjutnya saya ngelanutin nonton lagi /plak
Ibu sama ayah saya pergi lagi, buat reuni temen ibu saya malem2 begitu >w</

dan saya kena marah lagi aaaa T^T

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar