#15

By Nayla Nuha - November 12, 2015


Suatu siang menjelang sore, aku mendapati jendela disisiku basah perlahan. Semakin lama kuperhatikan semakin jelas coretan air hujan melukis kaca jendela.

Aku menghela nafas, sambil mengucap selamat datang.
Kemudian aku segera turun dalam perjalanan ini. Tapi tidak tahu keterburu-buruan yang datang tiba-tiba.
Apakah aku akan menyapa hujan dengan baik, atau malah menghiraukannya, apakah aku memburu waktu yang tidak pernah memberi kabar, atau aku terlalu senang untuk bertemu dengan hujan.

Dan ternyata kaki ini sempat jadi pengkhianat, berlari lari kecil mengikuti gerakan orang-orang yang juga kebetulan turun bersamaan. Tapi ditengah hujan yang masih bersahabat, aku tersadar kemudian menikmati hujannya dengan syahdu.

Berjalan perlahan sambil merasakan bulir-bulirnya jatuh. Basah. Biarin. 

dan seringkali aku kerepotan dengan sahabat hujan yang juga musuhnya. Payung.
Ya, aku harus berbohong pada payung-payung yang lucu ketika mengembangkan dirinya.
Aku hanya ingin membawanya, tapi tidak mau membutuhkannya ketika hujan.

Hey, hujan, terimakasih sekarang sering-sering main kesini :) 

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar