Guru dan Kesabaran

By Nayla Nuha - April 23, 2010




apa guna seorang guru? kalau tidak mendidik murid-muridnya menjadi lebih baik? masih banyakkah guru yang berprinsip murni seperti itu? mengajarkan hal-hal teladan pada murid-muridnya, bukan sekedar masuk kelas, membawa buku, menulis di papan tulis, menerangkan di depan tentang pelajaran kemudian ketika bel berbunyi, pelajaran usai, beliau keluar.

Banyak orang yang memuji jasa guru, dan memang tidak diragukan lagi jasa dan pahala untuk seorang guru  untuk bekal akhirat kelak. Karena dalam hadist dikatakan bahwa 'ILMU YANG BERMANFAAT' merupakan salah satu bekal masuk surga. heuheu

Nah, sekarang layakkah guru bersikap terlalu emosi pada murid-muridnya? lantaran muridnya kerap kali tidak mematuhinya secara patuh, atau membuatnya begitu jengkel.

Kesalahan tidak benar, jika sepenuhnya disalahkan kepada murid-muridnya. Semuanya pasti karena ada sebab, mungkin karena sang guru kurang tegas, tidak membatasi muridnya, atau kemungkinan lain, muridnya yang tidak tahu diri, menganggap gurunya bukan sebagai guru -.-

Menjadi guru merupakan tantangan yang berat. Karena modal awal selain pendidikan yang bagus, juga modl kesabaran. Allah sangat menganjurkan kesabaran, bahkan menurut saya kesabaran itu sangat diwajibkan.

Nah lo, kalau misalnya ada orang yang bilang 'sabar juga ada batasnya' itu sebuah salah besar. Toh, tuhan kita sejak dulu sabar lihat tingkah laku umatnya banyak yang tidak taat kepadaNYA. Dan, percayalah bahwa sabar membuahkan hasil.

Postingan ini saya buat berdasarkan pengalaman kemarin, KAMIS, 22 APRIL 2010. Ini sebuah teguran buat saya sebagai murid, menyaksikan sendiri guru saya mengucpkan kata kasar kepada muridnya karena sudah terlalu kesal, alhasil dia marah besar sama anak-anak sekelas -.- masya allah, dan naasnya saya ada disamping sang guru, sang guru banting meja, terus ngomong kata kasar >.<

astagfirullah, apaakah batas kesabaran jadi buat pribadi jeleknya keluar gitu? menurut saya sendiri, rasanya tak layak ucapan seperti itu dilontarkan seorang guru, yang pada dasarnya guru itu bijaksana, bisa menjaga lisan dsb.

Satu hal yang buat saya bertanya-bertanya, teringat kata teman sya ketika kejadian itu selesai, katanya: "sabar juga ada batasnya, wali kelas kita juga lama-lama bisa out ngurusin kita," hmm, sebegitu pasrahkah manusia yang tidak mengerti kesabaran?

lalu saya harus bagaimana, menyabarkan orang-orang yang tidak sabar. Semua mungkin merupakan cobaan.

Pak, tolonglah pahami Islam dan kesabarannya, Bapak toh orang muslim juga seperti kami, bapak juga mengerti kan kalau Sabar itu tidak ada batasnya? Bapak adalah seorang guru, ingat jasa guru-guru Bapak yang mengajar pendidikan saat Bapak bersekolah dulu.

*naasnya, kenapa saya buat postingan ini, karena kelas kami sudah dipastikan oleh beliau tidak dapat nilai tugas apa-apa*
Apakah Bapak tidak pernah memikirkan, bagaimana bekal masa depan kami untuk masuk pergurun tinggi kalau nilai kami kurang? Kami harus menyalahkan siapa? diri kami sendiri? yang tidak salah apa-apa. Yang salah maupun tidak salah semua gak dapet nilai sama sekali, astagfirullah.

Hmm, bersyukur, kalau begini saya keingat guru SD dan SMP UMMUL QURO, yang akhlaknya subhanallah. Sangat jujur, sabar dan senantiasa menjaga sikap, mampu menjadi guru-guru terbaik, mampu menjadi pengajar yang baik, mampu membawa kami mengarungi ilmu lebih luas :) Terimakasih Ibu, Bapak Guru SDIT dan SMPIT UMMUL QURO BOGOR :D

  • Share:

You Might Also Like

6 komentar