isilah sepenuh rindumu yang telah kausimpan dalam benderang mentari di sudut gelapmu isilah sepenuh janjimu berkata pada rindang pepohonan mendayu senandung angin isilah sepenuh rindumu katakan disela gelapmu benderangnya sudah terisi rembulan segera datang ...
*ada temen ngerequest puisi, jadi saya buat ini dari deskripsi yang dia kasih. hee* antara kita aku tidak pernah tahu bunga yang hadir apakah sama dihatimu antara kita kau pun tak jua tahu rasaku tumbuh setelah hadirmu hanya sekedar dugaku kau berada dalam batas denting-dentingku merasuk dalam sukmaku meresahkan mimpi-mimpiku memancar cahaya yang tak pernah lindap hanya sekedar dugaku langit dalam senyummu menghampar...
masihkah kau ingat coretan kita menjelang petang? dicelah-celah denting waktu yang memburu kita terpatri perlahan dalam langkah mengantarku pada perpisahan pertama awal rindu yang pertama masihkah kau ingat kita menabur bunga pada tanah yang semula kerontang kita makin saling cakap bertukar kisah bertukar senyum masihkah kau ingat kata itu pertama kulontarkan padamu sebagai rahasia kita aku, kau dan tuhan yang tahu 25 april...
doaku dalam petang yang langitnya semakin melindap akan hilang rembulan yang dicari doamu dalam petang sama, menantang kelabu yang pasti tak nampakkan berbintang benderang ...
akhirnya, pemirsa! novel NEGERI 5 MENARA, selesai saya baca dengan sukses. Sore ini saya membombandir daya cepat membaca saya, karena rasanya belom menyelesaikan baca novel, seperti ada beban yang masih menunggu. Selain penasaran sama jalan cerita, malu juga kalo setiap hari bawa-bawa buku itu, tapi belom selesai dibaca. Inilah membaca paling lama yang saya alami, 2 MINGGU! Negeri 5 Menara, tak lain adalah...
gerimis menutup senja yang baru hadir sesaat lalu mengundang kelabu garang perlahan menderai terik namun dingin selimuti pikir hilang ditelan tangis tawa yang menyakitkan hiruk pikuk mejelas semua mengarah pada guntur menggelegar seketika remuk dalam gerimis sore yang menghapus senja mengusir rembulan meresah mimpi yang makin kelam Bogor, 24 April 2010 ...
lambat laun aku pergi meninggalkan ramai hening tak mau waktu berdetik lambat laun aku jauh menghilang mengarungi pekat angkasa sunyi sangat bersama habisnya detak lambat laun samar suaraku hilang ditutup kepak sayap-sayap burung terbang berantakan bogor, 24 april 2010 ...
relnya tidak lurus banyak celah ada yang goyah kadang diburu kadang buat menunggu mengusap asap di angkasa melaju penuh hiruk pikuk ada yang meringkuk ada yang tertidur berada di tengah malam atau di sudut siang yang hening dan renungan ramai dan penat mengunci mereka hanya kereta waktu yang jalannya kian berbelok-belok bogor, 24 april 2010 ...
apa guna seorang guru? kalau tidak mendidik murid-muridnya menjadi lebih baik? masih banyakkah guru yang berprinsip murni seperti itu? mengajarkan hal-hal teladan pada murid-muridnya, bukan sekedar masuk kelas, membawa buku, menulis di papan tulis, menerangkan di depan tentang pelajaran kemudian ketika bel berbunyi, pelajaran usai, beliau keluar. Banyak orang yang memuji jasa guru, dan memang tidak diragukan lagi jasa dan pahala untuk seorang...








mampir ke blog limacahaya, baca postingan award-awardnya yang banyak itu, saya jadi tertarik pengen ngambil, karena dia baik hati *haaa* ngebagiin awardnya secara gratis *jaah, kaya apaan aja*. hehehe... yang ini awardnya lucuu :) suka suka, jadi saya ambil ajaaa :D makasi banyaaak selain award yang ini, dia juga bagi-bagi award yang lain, nah, yang satu ini, ada tagnya, saya jawab aah. hehehe...
karena kau bagian dari kebisuan mencipta hening lewat semburat perak rembulan menyentuh pekat dalam dingin karena kau bagian dari malam menyeka sendu lewat perenungan dalam langit lazuardi yang gemintang sampaikan pesan ...
kapan purnama datang sebab sabit terasa begitu lama kapan purnama tampak menemani hamparan bintang pada langit malam bersanding bersama angin mencipta hening benderang sinari singgahku bergantilah waktu biar purnama lekas menayapaku sempurna bersama taburan bintang ...
ibu melihat aku di batu kecil di sudut malam menderai meringkuk dalam dingin batu kecil tempatku sendiri hanya ditemani rembulan dengan gemintang benderang melawan angin mencegah mentari biar tak ada cahaya lain biar ibu hanya sekedar menatapku di kejauhan ...
masamu senja jingga mengukir asa tanpa alasan dalam jiwa aku tak mengira ketika kata menjadi buta tak lihat kemana langkahnya hanya saja kata buta mengusik rasa bisa doa menjadi murka ...
kita diharuskan bikin design font dengan tema, dan dengan waktu yang begitu panjang ... *Sampe sampe hampir sebulan baru ngumpulin tugas* saya menemukan temanya dengan Tema : Pelangi! ...
adakah sapa hari ini dalam perpisahan atau ketika kita beradu pandang dalam langkah adakah sepatah kata yang terucap dalam jarak kita yang terbatas menunggu senja adakah sebuah kisah terangkum sebelum petang hari ini menutup senja dalam tanyaku akankah senja petang ini kosong? ...
kau dan aku bertatap dalam diam berkawan dengan kebisuan melenyapkan gaduh makin mencekam kau dan aku berada dalam jalan yang sama langkah bersama namun sepi hingga berguguran daun resah kenapa harus begini? tenggelam dalam kebisuan tak ada kata tak menyeruak tawa sampai kapan? sepanjang siang dan malam menatap dalam diam terdengar namun tak bergerak ...
darimana bising itu? kau tahu? menyeruak dalam kaku terhenyak dalam nyenyak menggaduh dalam pikiran sepanjang malam riuh bisiknya tak mampu menyeka tangis tak mampu hidupkan hening Bogor, 17 April 2010 ...
lewat pusaran menjalar lewat jalur yang amat menyayat mendesak nafas memburu waktu lumpuh melangkah luasnya menyebar gerogoti tumpuan harap atau tahanan ...





minggu ini saya ga semangat baca sama sekali. Hanya sesekali menggores pena di lembar-lembar kosong yang sering diterbangkan angin. Bukannya gamau selalu update blog tentang puisi-puisi saya, namun saya masih dalam proses berpikir, "Akan di kemanakan puisi-puisi saya?" saya bingung. katanya kalau mau dikirimkan ke media cetak, ga boleh dipampang di dunia maya, belum dipublikasikan ke khayalak banyak *dunia maya kan banyak banget*....
hukum aku kali ini yang tak ingin mengerti melambungkan egoku sendiri hukum aku kali ini tak mampu tersenyum menyemai arti hanya yahu diriku sendiri hukum aku sekali ini yang tak menganggapmu sebuah janji yang tepatri hukum aku lagi yang tak tahu jika dicintai yang tak bisa mengungkap hati kau yang bisa pahami namun aku tak mau mengerti berjalan tak punya arti ...
siapa yang mau menatapku takut ataukah benci siapa yang mau mendengarku jenuh ataukah gaduh siapa yang mau bersamaku hening atau pekat siapa yang peduli akanku sekarat atau mati ...
Akatsuki Miyazaki Ichigo Cerita cinta yang romantis dan patut untuk diimpikan *haha, apa sih* Ada 3 pria yang mencintai Mayumi; Shun yang tak terduga, Henry yang selalu membawa kebahagiaan, serta, Satoshi, sang Penolong Misteius. Semua berawal ketika Mayumi diadopsi keluarga Nakano tumbuh menjadi gadis cantik yang lincah & cerdas. Lalu kebahagiaan Mayumi terempas saat seseorang yang dicintainya malah berusaha menodainya. Sekalipun masih...
Coba saja halangi aku buang apapun itu di hadapku simpan mentari dariku biar sinarnya tak mampu hancurkan langit malamku biar tak lagi menyelimutiku coba saja pasang ranjaumu di tempatku berdiri menunggu aku sudah terlalu mengenalmu melihat api dalam hatimu coba saja terjang angin syahdu yang mencoba tunjukkan jalanku aku sudah terlalu mengerti jiwamu tak peduli sejauh langkahku menghalau jebakmu coba saja singkirkan aku...
dimana rembulantak kau lihat pandanganku mencarinya?meski arakan awan dalam petangmasih memanjakan senja kemana rembulanmasihkan mentari nyaman di singgah perpisahannya tak kau lihat aku memandang jingganyahanya mencari rembulankapan rembulan tiba di singgasana langitaku ingin menitipkan pesan *Bogor, 08 april 2010* lagi-lagi perjalanan pulang menitipkan inspirasi ...
lelaplah bermandikan bunga-bunga illusi namun nyata ranumnya terpejamlah di hadap kami namun dalam kakumu kau melangkah menuju benderang jalan surga yang dijanjikan terbaringlah dalam tempatmu yang nyaman beralas permadani sutera tidurlah kau tinggalkan dengan senyummu yang tak pernah padam dengan semerbak ranum bunga surga teriakmu menggema dalam jalan Rabb Allahu Akbar! gugur jasadmu, gugur dosamu mengangkatmu dalam kemuliaan ...
menguning tapi tampak layu kau cantik yang dibiarkan pudar malang, mekar namun lusuh cerah yang ditinggalkan mentari mengubur bahagia kau cantik yang dibiarkan hilang tanpa ada yang mengenal ranumnya ...
kini kau tahu tempatmu bercerita berkeluh kesah mengundang tawa menghapus bulir-bulir pilumu kini kau sudah temukan dimana menetaskan butir telur masalahmu kau bisa bertanya hidup keinginan kini kau temukan senyummu dimana kesedihan hanya menjadi lembar-lembar tak berarti kini kau temukan jauh dariku bukan ditempatku bukan dalam wadahku bukan dalam kataku ...
kita berpulang diulas tanah basah bergugur daun berderai kala senja kita berpulan ditengah isak tangis atau sekedar sepi berderai kala embun kita berpulang menyusur henin berderai seusai rinai kita berpulang tengah beriak dunia tengah benderang rembulan kita berpulang ...
aku ingin tahu seberapa besar hatimu mengarungi lautan yang ombaknya gemuruh di malam ini aku ingin tahu seberapa jauh kau arungi angkasa yang kini penuh dengan kelabu aku ingin tahu apa rasanya segelas teh yang kau kecup di hadapku aku ingin tahu mengapa engkau mau menjagaku ...
rilis bulan mei-juni 2010 *saya tunggu* semoga rilisnya tanggal 5 mei, pas saya ultah *haha, ngarep banget*. semoga juga ada yang ngasih saya kado album ini :) *siapa yang mau ngasih?* Album ke empat ini akan melengkapi album sebelumnya yang pernah dirilis termasuk satu single di album kompilasi Pilih 2004. Album pertama Truth, Cry, and Lie (2005) diikuti Don't Make Me Sad (2007)...
kau dengar desas-desus angin merisaukanku malam ini pikirku tertuju padamu tentang gundahku dan keraguan hatimu desis angin diluar semakin garang ribut menggulung risauku makin pekat sejenak hening kemudian ribut menyeruak pikirku tidurku pasti tak nyenyak atau bahkan bunga tidur mengajakku menemuimu gesek dedaunan mengundang kantukku yang masih menyimpan rindu angin gemuruh, gelombang hati tertahan penantian mungkin kau sudah lelap mengabaikan penantian peningku makin...
Biar sore merenggut tawa agar rembulan puas menjerit meratap tetes pilu sang bintang biar sore membuang senja supaya angin malam merasuk lebih dalam mengelisah relung hati biar sore mencuri kenangan agar kunang-kunang tak bisa menyinari kenangan biar sore merenggutnya agar beriak segera tenggelamkan aku ...
bila waktuku sudah habis disini belum mengucap perpisahan padamu belum buat satu janji atau mengingkari janjimu bila waktuku telah usai kau terlanjur mengundang derai disamping diamku bila waktuku telah hilang sementara kau setia mendampingiku kau harus tau betapa takdirku ini tak bisa terhalau meski harus tragis menghilang dari nyata cintaku mengaung dalam illusi jangan berderai atau sesali ketika waktu benar tak kembali arungi...
seperti mengulang memoar yang dulu dirasa seperti mengundang masa lalu yang pilu inilah jawab tanya hatiku mengembara mencari cita seperti memungut serpihan-serpihan hati yang terpecah kembali bertanya kemana hati berpijak sekarang berderai lagi, apa sekedar gugur-gugur daun penyesalan begini adanya mendorongku semakin ingin benar-benar jauh dari bayangmu ...