Selamat Tinggal, Mei

By Nayla Nuha - Juni 01, 2015

Hai, selamat datang

ditengah melankoli,
juga hujan yang samar-samar membuatku ingin bercerita, banyak sekali.

Hai, selamat datang
Waktu ternyata lebih cepat berlari dari perkiraanku.
Aku juga lupa mengingat harapan-harapan yang kusematkan penuh tanda 'cukup'
Ada banyak orang yang perlahan mendahului, dengan bahagianya.
Rasa iri itu hanya menimbun luka bukan? Atau tertera diatas senyuman-senyuman palsu yang akhirnya memberi celah harapan untuk keluar. Menjauh.

Hai, aku hanya ingin tahu bagaimana mendapatkan harapan kembali. Bagaimana rasanya yakin pada harapan itu. bagaimana rasanya punya harapan dan selalu berdo'a harapan itu kelak akan nyata.

Hai, tidak banyak yang terjadi. Bahkan sedikit sekali.
Perjalanan kini menjadi biasa, bukan lagi tempat untuk mencari dan melampiaskan cerita-cerita sepanjang hari. Cukup mencari tempat duduk di sisi jendela, dan pejamkan matamu. Meski kamu tidak pernah lagi bermimpi, meski kamu cuma melangkahkan kaki dengan gontai dan memeluk guling.

Hai, selamat datang.
Jika aku tidak tahu ketika kamu datang, maukah kamu memberiku petunjuk, apa yang musti aku harapkan, apa yang musti aku perjuangkan, dan apa yang musti aku selesaikan...

Hai, selamat datang,
Maaf karena ini terlalu terdengar putus asa --

dan, selamat tinggal~

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar