sudah berhari-hari di Bulan Juni.
Tidak persis seperti judul yang selalu dapat teringat di benak orang-orang : Hujan di Bulan Juni.
Juni tidak ada hujan, anginnya sepoi tapi tidak ada rintik yang jatuh.
Saya pun belum benar-benar menghafal bait-bait prosa itu. Mungkin hujan di tempat berbeda, yang tidak bisa dijamah mata biasa, yang cuma bisa di rasa disini.
Berbicara kesempatan, mungkin banyak peluang yang terlewat. Tidak diambil atau digunakan dengan sebaik mungkin. Seperti memanfaatkan waktu tidur untuk menulis review buku yang sudah lama direncakanan, membuka lembar kamus berbahasa arab mencari kosakata untuk materi games, membuka lembar buku referensi dan mengetiknya, menulis jadwal dan rencana bakal menjahit dan menggambar, membuat jadwal pergi mencetak, memikirkan close order yang bakal batal ataupun memikirkan mitra juga hubungan hati.
Ah berbicara kesempatan ada banyak penyesalan. Waktu memang tidak pernah berbohong jika ia ingin memburu.
Juni akan segera berakhir. Begitu saja. Dengan banyak lamunan dan perbincangan kosong dengan waktu seperti senja ini, yang terlampau sepi. Membikin tulisan menjadi bisa tertorehkan, atau lamunan yang semakin ganas berimajinasi.
Lama ya, tidak kubumbui kata menjadi prosa. Tidak ada rasa lapar atau dahaga yang memaksa untuk selalu menyajikan makanan ketika datang.
Ah tiba-tiba aku kangen momen bertanya,
Hai, apa kabar?
Dan kesempatan bertanya serta membalas setiap waktu.
Hai, apa kabar?
Dan kesempatan bertanya serta membalas setiap waktu.
Ah sudahlah.
Yang penting sekarang jangan cengeng.
Yang penting sekarang jangan cengeng.
Semoga nanti kamu punya seseorang yang dipercaya, dan bersedia untuk kau tuangkan cerita-ceritamu ...