Semuanya Juga Politik!

By Nayla Nuha - Februari 05, 2013

Politik?
ah mendengar ini saja sudah malas. Politik, pemerintahan, partai dan negara.

Siapa sih sekarang yang gak males liat media yang hanya memberitakan tentang Politik, Hukum dan Negara. Entah itu masalah korupsi, kampanye, ataupun penangkapan pejabat tinggi.

Politik hanya untuk pejabat? Partai atau orang-orang yang menjabat di pemerintahan?
Itu salah besar!

Ah ya, atau bagaimana kalau kita mulai dengan masalah-masalah kecil, yang saya sering beranggapan bahwa:

Negara ini, Sudah dipenuhi orang-orang yang pandai berbicara, membolak-balikkan fakta dengan argumentasi yang seakan-akan benar padahal salah.

Negara ini sudah dipenuhi orang-orang pintar yang pintar membodohi orang-orang yang mereka anggap bodoh dan dimata orang-orang kecil, mereka jadi terlihat bodoh.
Karena mereka pejabat, jadi siapa yang berani menyalahi? Orang-orang kecil hanya orang-orang yang kurang pandai berkata-kata namun hatinya membenarkan yang benar.

Negara ini, menjujung tinggi persaudaraan dan pertemanan. sehingga kesalahan sekecil apapun yang salah ditutupi-tutupi dengan alasan Pertemanan. Pertemanan yang mengkhianati bukan?

Negara ini, membenarkan yang salah. Menyalahkan yang benar

Negara ini, Takut pembenaran dan perlahan-lahan mereka membuat kubu-kubu, membuat perkumpulan kecurangan hanya untuk kepentingan pribadi

Tidak, jangan dulu melihat ke atas. Para pemerintah, yang punya jabatan. Yang katanya harus dihormati masyarakat, yang katanya berjasa untuk membangun negeri diatas masyarakat.

Di kalangan bawah, rakyat yang miskin. Rakyat yang tidak tahu menahu soal dunia dan haus akan uang,
mereka yang sudah putus asa menjalani hidup yang katanya hidup di negara yang kejam ini. Tidak memberikan mereka pekerjaan yang layak, tempat tinggal yang layak bahkan hidup yang layak. mereka mengatakan tidak punya pilihan ketika mencuri, mencopet, dan melakukan kejahatan lainnya.

Sebagian besar diawali karena mereka benci dengan orang-orang konglomerat. Mereka yang tidak sekolah dan merasa dibodohi demi kepentingan pribadi orang-orang berdasi itu. Serakah, kita menyebutnya.

Dan ketika ada orang-orang berdasi yang baik, yang mau mengayomi. Siapa yang mau percaya lagi? Jiwa sudah dirampas, kehidupan sudah dirampas. Tidak ada pilihan lagi, kata mereka.

-bersambung

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar