Penghuni Masa lalu

By Nayla Nuha - Februari 23, 2017

Menjadi penghuni masa lalu adalah hal yang menyesakkan, dan menyiksa.

Bagaimana mungkin, waktu, hari, dan tahun terus berganti

Tapi tetap merasakan musim hujan yang sama setiap waktu,

Menjadi penghuni masa lalu menyesakkan, sebab kaset-kaset yang sudah usang baginya tetap sama. Durasi dan kenangannya tetaplah tak berubah.

Baginya, disana ada musim semi yang membeku, yang kadang ia rasakan begitu ranum hingga hambar, lalu ia mengulangnya sendiri dengan hatinya. Entah sampai kapan.

Baginya, disana juga ada hujan yak tertampung, menguap dan turun lagi, begitulah siklusnya. Ia tetap tidak membuka diri bersama payung, sehingga ia kebasahan sampai kedinginan.

Menjadi penghuni masa lalu, tidak akan tahu sudah setinggi apa pohon yang tertanam di balik jendela kamarnya.

Sudah seperti apa ramainya kehidupan dibalik matanya

Ia tersiksa, karena ingatannya dimintanya sendiri untuk tidak pudar, ia menangis dan tertawa untuk semua kenangan-kenangan yang tidak bisa dihapuskannya.

Langkahnya berat, ragu-ragu dan enggan membuka jendela dengan kicauan burung baru, udara yang baru dan orang-orang yang baru.

Bogor, 23 Februari 2017

Terkadang, akulah masa lalu itu, lalu aku ingin membuangnya jauh-jauh tanpa kupilih dulu kenangan apa yang harus kusimpan. Untuk apa? Semua kenangan tak ada yang bisa kusimpan untuk menyimpan senyum

Bagaimana kalau aku adalah masa lalumu? Maka lupakanlah, aku juga sudah ingin melupakan semuanya

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar