Hey, Maret

By Nayla Nuha - Maret 02, 2015



Selamat pagi.
Ketika detik membuat selisih angka satu aku sudah terlanjur memejamkan mata.
Sedetik saja, ada pesan yang tidak terbaca dan menunggu jawaban. Ah atau sekedar mengungkapkan isi hati. 

Selamat Pagi.
Sepertinya sudah terlewat begitu saja, tenang melewati angka satu.
Bahkan kalau aku tidak menengok sejenak tanggalan di Kalender aku tidak akan ingat bahwa februari segera berakhir diurutan tak biasa. 

Dulu, bagiku ada sesuatu harus diingat dan doa yang dirapal secara tidak sadar.
Pertengahan bulan Februari mengunjungi rumah sahabat terbaik. Kata yang lain, seperti ingin merayakan hari ulang tahunnya. Tapi, tidakkah itu lebih menyakitkan. Berulang tahun sejatinya adalah berkurangnya umur. Ketika umur sudah habis, harusnya tidak dirayakan. Cukup diingat, bahwa ia pernah lahir di tanggal itu. Ah, memang sebaiknya berkurangnya umur bukan untuk dirayakan, kalau perlu tidak usah diingat :') Ya. Seperti kamu, yang selalu mencoba lupa tanggalan itu. 

Dipenuhi kereta Februari.
Ya seperti itu, ketika selalu setia menempelkan pandangan di sisi jendela, tanpa sadar sudah sampai tempat tujuan. 

Tempelan berisi banyak hal yang harus diselesaikan, hanya tercoret barang satu-dua. Terlewati dengan santai. 

Hey, Maret sudah menyapa dengan rintik hujan di sorenya, dan hangat matahari di pagi ini.
Hey, maret.. dari Februari ada banyak orang yang menekadkan diri untuk berubah lebih baik menurut versinya. 

Hey, maret.. pinjamkan energimu ya.
Yang terisi nostalgia, kenangan juga harapan-harapan yang dicoba hidup kembali. 

Dia mengirimkan banyak hal untuk dibaca dan dicermati. Mempersilakan dengan halus apa yang harusnya dipilih untuk diperjuangkan.. 


:'))
#bogor-jakarta, Maret 2015

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar