Kau menyapu pandang
tempat jauh disana;
Dan selalu mencari
Diantara larik-larik awan malam
Juga bulan yang sepotong
Kau mencari,
Celah serbuk kopi
Buat langit jadi sempurna
Di hamparan tak terbatasnya
Kau menengadah keatas sana
Sampai tidak tahu
Kemana arah mata dituju
Kala yang dicari menemukanmu
Ada pesona yang mengetuk-ngetuk
Berdebar.
Dia selalu begitu;
Bahkan ketika lama langit menyembunyikannya
Disana; ada sempurna yang tidak bisa terbaca sembarang
: Dia tidak pernah tahu, kenapa ia kau sebut bintang
Jakarta, 8 Desember 2014
/sayajugalupasudahmemasukihariketerlambatankeberapa
0 komentar