Variasi

By Nayla Nuha - Oktober 12, 2015

Akhir-akhir ini sedang banyak pemikiran yang dipikirkan menjadi kata-kata.

Variasi.

Kadang variasi itu adalah bumbu diatas rasa bosan.
Kegiatan yang sudah menjadi rutinitas, kadangkala bikin bosan dan jenuh

Katanya, dilihat dari golongan darah, golongan darah A adalah orang yang teratur, otomatis ia juga punya rutinitas sehari-hari yang terjadwal rapi dan lama-lama timbullah rasa bosan dan jenuh.

Tapi, sekarang saya gak ngomongin rutinitas sih. Lebih ke sesuatu hal yang dilakukan sama terus menerus.

Pernah saya berpikir, tentang kampus yang masih dicoba untuk dicintai. Kenapa output dari kampus saya adalah menjadi pekerja. Melihat dari sisi kebanyakan finansial para mahasiswanya yang menengah (padahal universitas ibu kota, jakarta memang keras nak :v) tidak heran kebanyakan dari mereka berorientasi untuk mendapatkan: uang sebanyak-banyaknya. Tentunya dengan bekerja, dan bukan berwirausaha.

Saya juga berpikir kenapa kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi guru atau dosen, enggan bercita-cita membangun sekolah, membangun lembaga masyarakat dalam bidang pendidikan atau kalau perlu mereka membangun peradaban dengan pendidikan. Mimpinya kejauhan? Elo aja tuh mimpinya kependekan! Haha

Dan, akhirnya saya menyadari, kevariasi-an tujuan atau cita-cita mereka yang tidak terlihat itu, tidak lepas dari latar belakang kampus sendiri. Ini kampus pendidikan cuy! Yakali ada yang cita-cita jadi dokter, pilot, menteri~

Lalu setelah menemukan jawaban itu, saya menepuk jidat berkali-kali. Ya, kalau mau cari variasi, bermacam-macam orang, apalagi orang-orang yang interest buat jadi pebisnis ya mungkin persentasenya kecil sekali. secara di kampus saya mereka sudah memindset cita-cita untuk mengabdi menjadi guru. Awal lulus atau semester akhir mereka akan mencoba melamar pekerjaan, lalu akan ada beberapa kisah mereka ketika menjadi guru.

Tapi, ada yang mengusik pikiran saya, melihat banyak teman seangkatan yang lulus, lalu banyak share tentang lowongan kerja : guru. Saya kemudian mempertanyakan, kuliah untuk kerja, kerja untuk dapat uang, hm.. saya mulai mempertanyakan, apakah cita-cita semulia menjadi guru adalah murni cita-cita mulia atau sekedar untuk mencari uang dengan gelar S.Pd? Hehe

Dan juga, banyak sekali lulusan S.Pd yang kalah saing dengan lulusan umum. Yeah, dulu semua bisa jadi guru. Sebab, di lingkungan saya ( Bogor) banyak guru yang bukan lulusan S.Pd yang mengajar di sekolah-sekolah. Ah ya, tentunya para sarjana pendidikan ini mengejar posisi PNS.

Ketika pertama saya menginjakkan kaki dengan label mahasiswa, banyak obrolan dari sesama teman yang mereka bercita-cita menjadi PNS. Kenapa harus jadi pekerja dibawah tekanan orang lain?

Ah sudahlah~ mungkin ini hanya pikiran seorang yang benci dengan label karyawan haha

Yah, jadi intinya saya salah tempat jika ingin melihat variasi cita-cita masa depan orang lain. Sangat disayangkan, mindset pemerintah dan mungkin mindset sejak kita lahir di Indonesia adalah merubah cita-cita berjuang dalam hidup untuk bekerja dibawah pimpinan orang lain. Bekerja untuk oranglain. Bukan mencipta lapangan pekerjaan.

Psst.. asal tahu saja, banyak sekali perusahaan di indonesia yang jika ditelusuri bukan lagi punya Indonesia, dikenalkan dengan produk2 ala metropolitan yang merusak dan juga trend keren jika bekerja untuk orang asing.

Ah, kita terlalu ingin santai. Pekerjaan yang santai tapi uangnya banyak. Lupa akan proses kerja keras dan lebih fokus pada hasil. Padahal Allah lebih menghargai dan menilai proses ketimbang hasil~

Yah, mungkin di kampus kehidupan ada banyak variasi cita-cita
Entah mereka yang benar menjalani tujuan hidupnya dengan benar, atau mereka yang perlu jalan berliku, membuat batu loncatan dan barulah sampai pada tujuannya.

Pada akhirnya mungkin tujuan kita sama : Menuju Surga-Nya Allah :))

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar