Hello May,
Maaf, hampir saja telat sehari.
Aku lupa ingin mengucapkan selamat tinggal pada April, yang di penutupnya masih bisa merasakan rasa syukur. 

Terimakasih, karena ada hari dimana kami bisa meluangkan waktu bersama di hari libur panjang. Ya, terimakasih untuk kabar-kabar bahagia yang akan datang di Bulan Mei.

Mei, terimakasih sudah datang begitu indah, berkat hati-hati yang sedang ditata (kembali), sebab terus menerus selalu sama. Berantakan, membaik rapi, kemudian berantakan lagi, lalu semoga ini perlahan-lahan akan menjadi rapi selamanya. 

Mei, terimakasih. Bahwa bukan sebuah hadiah istimewa yang secara spesial diperuntukkan kepadaku, tetapi ada kabar-kabar yang akan menjadi momen orang-orang terdekat yang tengah menanti kebahagiaan itu sudah cukup. Ya, cukup sekali. Setiap bulan yang konon menjadi bulan kelahiran dianggap menjadi istimewa, semakin tahun, di bulan ini, ada kabar bahagia membentuk keluarga baru :")

Mei, tidak apa. Harapanku tidak mau bermuluk-muluk atau menjadi rumit. Aku sedang mencoba membuat harapan yang jelas-jelas sedang kuusahakan, aku sedang membuat harapan yang punya keyakinan penuh kepada Tuhan.

Aku sedang mencoba :" menoleh pada realita, kenyataan dan penerimaan untuk hal-hal sepele yang pernah kuidam-idamkan. Meski tidak bisa dipungkiri, ada rasa iri yang belum bisa terlepas seutuhnya dengan ikhlas pada hari istimewa di bulan yang sama. Ah, dia memang lebih baik, dan pantas mendapatkannya :''

Hei, Mei, terimakasih masih ingin menyapaku. Membuatku tidak lupa, meski aku sebenarnya ingin mencoba melupakannya. Biar tidak ada harapan yang terkecewakan seperti satu tahun lalu. 

Hei Mei, tolong sisipkan harapan-harapan yang sekiranya masih bisa kujangkau dan bisa kuusahakan dengan kekuatannku sendiri juga keyakinan penuh pada sang Khalik, 

Mei, baik-baik ya..
Aku tahu kita tidak akan lama bercengkrama. Datanglah dengan kata-kata bahagia dan cerita-cerita yang bisa kutuliskan disini, 

#Bogor, 1 Mei 2015