Banana moment
By Nayla Nuha - Mei 29, 2015
Sore itu saya berada di tengah-tengah majelis ilmu. Bisa terhitung jari dalam kurun waktu hampir setengah tahun ini saya duduk sambil mendengarkan sang guru menerangkan Ilmu-ilmu yang sebenarnya selalu luar biasa. Sangat jarang.
Sore itu, ustad Agus supriyatna, sedang membahas tentang Liberalisme Pendidikan. Mengingat kampus saya adalah kampus pendidikan dan akhir-akhir ini isu mahasiswa sedang diramaikan dengan aksi-aksi melawan pemerintahan, pengkhianatan pemerintahan juga aksi kemanusiaan.
Kajian Islam UNJ, kali ini konsumsi yang dihidangkan *yang pasti selalu gratis* adalah pisang. Sebelum acara dimulai, ketika saya sedang melingkar sore itu beberapa teman baru saja datang membawa beberapa kantong kresek berisi pisang dan mereka bilang,
"Mau masak nih kita"
Bayangan saya masak beneran loh, tapi dimana... di mesjid kaga ada dapur oi~
"Mau masak nih kita"
Bayangan saya masak beneran loh, tapi dimana... di mesjid kaga ada dapur oi~
Ternyata masaknya sederhana. Hanya potongan pisang ditusuk gagang eskrim dan dioles coklat cair. Yah~ jadi serasa makan es coklat pisang tapi ga dingin XD
Pisang.
Saya jadi ingat seseorang
Seperti sedang membangun kenangan.
Saya jadi ingat seseorang
Seperti sedang membangun kenangan.
Beliau pernah bilang,
"Gue kalau ketemu ini, pasti bawaannya mau makan terus,"
Ini antara mau ngakak karena bisa dibully mirip sesuatu yang suka pisang XD
"Gue kalau ketemu ini, pasti bawaannya mau makan terus,"
Ini antara mau ngakak karena bisa dibully mirip sesuatu yang suka pisang XD
Ya, itu sudah terlampau lama.
Mungkin disana dia sedang makan banyak pisang, yang tentunya tidak akan pernah habis dan tidak membuat bosan.
Mungkin disana dia sedang makan banyak pisang, yang tentunya tidak akan pernah habis dan tidak membuat bosan.
Ternyata ada banyak hal-hal kecil yang dulu luput diingat, kemudian setelah seseorang pergi, hal sekecil ini bisa jadi kenangan.
Ah, semoga bahagia :"")
/tulisan yang tertunda
0 komentar