Barakallah ~
By Nayla Nuha - Mei 17, 2015
Tahun ini,
ada banyak kabar bahagia berkeliaran, di berbagai grup yang isinya orang-orang yang sama, di dalam grup yang saya merasa asing sendiri, di beranda sosial media.
Ada banyak kata-kata motivasi dan semangat yang saya dapatkan, diam-diam ingin saya curi dan saya tanamkan lamat-lamat di dalam hati juga pikiran-pikiran yang mulai penuh.
Ada banyak targetan orang-orang yang diraih dengan susah payah, kerja keras dan tanpa pantang menyerah. Ada yang diam-diam melangkah perlahan, ada yang melesat jauh dan meninggalkan orang-orang yang butuh belas kasihan, ada yang tidak peduli dan maju sendiri,
dan ada yang membangun benteng keputusasaan jauh disana, di tempat yang sudah terlupakan, tertinggal jauh di belakang.
Tahun ini,
ada yang tidak ingin lagi melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat hatinya lelah, lelah berprasangka, lelah untuk mudah menyerah. Mungkin terlalu lama, atau terlalu sulit untuk menambal patahan yang berawal dari sobekan-sobekan yang diabaikan.
Tahun ini,
ada hati yang ingin mengikhlasan, semua yang dirasa telah dilakukan secara maksimal, mencoba untuk berlari meninggalkan ketinggalan yang jauh sekali. Jauh sekali. Mencoba memetik dan membaca setiap sudut-sudut kebahagiaan orang lain. Tapi kadang ia bertanya, Apakah ia pantas untuk meminta kebahagiaan. Apakah ia pantas meminta kebahagiaan untuk seseorang.
Ada hati yang ingin dikuatkan, dan ingin menguatkan. Tuhan tidak pernah tidur bukan? Tuhan selalu menurut atas prasangka hambaNya bukan?
Pandangannya pun kini tegar. Tegar seperti senyumannya yang kadang hambar. Menjadi senyum ditambah perasa kecut untuk tertawa dan mengatakan 'ya, terimakasih'. Senyum yang nantinya perlahan mengiris hatinya. Juga saksi-saksi dari kegigihan orang-orang yang sedang melewati malam demi malam untuk masa depan, atau do'a yang tidak pernah putus untuk hari-hari bahagia.
Ah, mereka beruntung ya,
terlampau jauh dengan doa-doa yang dilantunkan hati ini,
Barakallah fiikum :")
ada banyak kabar bahagia berkeliaran, di berbagai grup yang isinya orang-orang yang sama, di dalam grup yang saya merasa asing sendiri, di beranda sosial media.
Ada banyak kata-kata motivasi dan semangat yang saya dapatkan, diam-diam ingin saya curi dan saya tanamkan lamat-lamat di dalam hati juga pikiran-pikiran yang mulai penuh.
Ada banyak targetan orang-orang yang diraih dengan susah payah, kerja keras dan tanpa pantang menyerah. Ada yang diam-diam melangkah perlahan, ada yang melesat jauh dan meninggalkan orang-orang yang butuh belas kasihan, ada yang tidak peduli dan maju sendiri,
dan ada yang membangun benteng keputusasaan jauh disana, di tempat yang sudah terlupakan, tertinggal jauh di belakang.
Tahun ini,
ada yang tidak ingin lagi melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat hatinya lelah, lelah berprasangka, lelah untuk mudah menyerah. Mungkin terlalu lama, atau terlalu sulit untuk menambal patahan yang berawal dari sobekan-sobekan yang diabaikan.
Tahun ini,
ada hati yang ingin mengikhlasan, semua yang dirasa telah dilakukan secara maksimal, mencoba untuk berlari meninggalkan ketinggalan yang jauh sekali. Jauh sekali. Mencoba memetik dan membaca setiap sudut-sudut kebahagiaan orang lain. Tapi kadang ia bertanya, Apakah ia pantas untuk meminta kebahagiaan. Apakah ia pantas meminta kebahagiaan untuk seseorang.
Ada hati yang ingin dikuatkan, dan ingin menguatkan. Tuhan tidak pernah tidur bukan? Tuhan selalu menurut atas prasangka hambaNya bukan?
Pandangannya pun kini tegar. Tegar seperti senyumannya yang kadang hambar. Menjadi senyum ditambah perasa kecut untuk tertawa dan mengatakan 'ya, terimakasih'. Senyum yang nantinya perlahan mengiris hatinya. Juga saksi-saksi dari kegigihan orang-orang yang sedang melewati malam demi malam untuk masa depan, atau do'a yang tidak pernah putus untuk hari-hari bahagia.
Ah, mereka beruntung ya,
terlampau jauh dengan doa-doa yang dilantunkan hati ini,
Barakallah fiikum :")
0 komentar