inspirasi menghilang sekejap tanpa perkiraan.
padahal, baru beberapa menit aku merangkai kata-kata, yang menurutku indah.
apa terlalu lama aku berdiam sejenak, atau menggulung waktu sehingga waktuku tidak lagi tepat untuk menulis kata-kata itu.
tawa itu, membawaku pada rangkaian kata yang patut untuk dipahami. Tapi kemudian, waktu menghilangkannya begitu saja.
Inspirasiku luluh dibasuh hujan sepanjang sore. Inspirasiku disambar kilat yang tak henti menyoroti jalanan panjang yang ku tempuh
payungku tak sanggup untuk kembali merangkai kata-kata kembali. Kerinduanku juga enggan mengambil jawaban atas kata-kata yang hilang dalam fikirku.
Ah, aku ingin menangis. Menangis karena kata-kata itu hilang sekejap ditelan waktu.
Kemudian, rangkain kata sebagai prolog itu tergantung begitu saja, terkesan tanpa isi dan tanpa pesan.
Jariku hanya bermain diatas keyboard, mataku cuma menatap layar laptop tanpa memaknai dan menyampaikan pesan dalam rangkaian kata itu.
Buntu, Hilang karena waktu menentangnya. Pikirku habis hanya sebatas waktu yang sedikit, akan tetapi berarti untuk sebuah karya.
Sekali lagi, dari baris atas, Prolog yang menggantung. Isi yang hilang tanpa makna dan akhiran yang sama sekali kubiarkan menggantung.
Heran, bingung tapi juga kecewa. Kata-kataku hilang sekejap.
Sementara rindu, bayangan ataupun tawa dan perkataan tak bisa membawaku kembali pada rangkaian kata yang kubuat. -,-
padahal, baru beberapa menit aku merangkai kata-kata, yang menurutku indah.
apa terlalu lama aku berdiam sejenak, atau menggulung waktu sehingga waktuku tidak lagi tepat untuk menulis kata-kata itu.
tawa itu, membawaku pada rangkaian kata yang patut untuk dipahami. Tapi kemudian, waktu menghilangkannya begitu saja.
Inspirasiku luluh dibasuh hujan sepanjang sore. Inspirasiku disambar kilat yang tak henti menyoroti jalanan panjang yang ku tempuh
payungku tak sanggup untuk kembali merangkai kata-kata kembali. Kerinduanku juga enggan mengambil jawaban atas kata-kata yang hilang dalam fikirku.
Ah, aku ingin menangis. Menangis karena kata-kata itu hilang sekejap ditelan waktu.
Kemudian, rangkain kata sebagai prolog itu tergantung begitu saja, terkesan tanpa isi dan tanpa pesan.
Jariku hanya bermain diatas keyboard, mataku cuma menatap layar laptop tanpa memaknai dan menyampaikan pesan dalam rangkaian kata itu.
Buntu, Hilang karena waktu menentangnya. Pikirku habis hanya sebatas waktu yang sedikit, akan tetapi berarti untuk sebuah karya.
Sekali lagi, dari baris atas, Prolog yang menggantung. Isi yang hilang tanpa makna dan akhiran yang sama sekali kubiarkan menggantung.
Heran, bingung tapi juga kecewa. Kata-kataku hilang sekejap.
Sementara rindu, bayangan ataupun tawa dan perkataan tak bisa membawaku kembali pada rangkaian kata yang kubuat. -,-
0 komentar