Tinggal dan Ditinggal
By Nayla Nuha - Maret 24, 2016
Mungkin tanpa kita sadari, kita sudah lama membangun tempat, dimana pintu masuk dan pintu keluar adalah celah yang sama.
Disana terpasang pula jendela yang kerap kali di buka tirainya kala matahari ingin masuk menyinari ruangan dan membuatnya hangat, dan tirainya tertutup ketika malam ketika dinginnya mulai tiba.
Ada salam dan obrolan yang pernah kita bagi,
dan bagi mereka, ketika waktu sudah memanggil kembali, mereka berjalan perlahan menuju pintu keluar yang mereka pernah masuki.
Sedang kamu, tetap diam ditempatmu sambil memasang senyum terindah yang sudah kamu gunakan setiap saat. Baginya, disini tempat kita pernah duduk-duduk bersama, menghabiskan banyak waktu dan saling menukar cerita adalah tempat singgah tanpa ada kata menetap.
Ya, disini cuma tempat singgah, yang secangkir atau lebih sudah kau cuci bersih tanpa bisa diingat
Disini cuma tempat singgah, yang tidak akan pernah ada jejak terlihat lagi di belakang
juga senyummu yang sudah jadi hal terakhir yang tidak perlu dikenang.
Disini ada hati yang tinggal untuk ditinggal.
Mungkin saja suatu hari akan ada yang tak sekedar singgah.
0 komentar