Selamat malam.
Padahal kemarin aku yang seperti menggebu ingin menyambutmu,
malah baru menyapanya malam ini,
Hujan di Agustus; Selamat datang,
Terimakasih karena sudah menyambut dengan turunnya hujan, menyambut rinduku yang berbulan-bulan kukurung dalam cerita-cerita tanpa melankoli

Sebelum berpisah dengan Juli, aku menyematkan banyak nada di telingaku,
mencari-cari nada untuk melupakan nada-nada yang secara tidak sengaja sedang merangkai kenangan,

beruntunglah, ada suara yang meluruhkan rinduku; melankoli hujan
yang datangnya diam-diam dengan memperdengarkan nada yang menakutkan
Lalu jatuh dengan banyak cerita yang ia tidak pedulikan, apakah disini akan mendengarkannya atau malah ingin tertidur pulas bersama hujan

Agustus; namamu selalu asing di telingaku, dan bulanmu selalu menjadi asing buatku,
tapi semoga di bulanmu, ada semoga-semoga yang menjadi kenyataan, semoga yang selalu kuselipkan dalam doa-doa yang kini akan kuletakkan dimana pun mataku tertuju, kakiku melangkah dan hatiku merasa. Biar semoga menuntunku untuk sebuah perasaan yang sedang dipupuk untuk diperbaiki.

Mungkin kita perlu berbincang lebih lama, bertanya kesukaan dan menyelami ceritamu, mungkin juga kita bisa sama-sama menyukai hujan.

:)