#2
By Nayla Nuha - Agustus 24, 2015
"Bunga apa yang sedang ingin kamu nikmati?"
"... Tulip"
"Tulip? Kenapa harus tulip? Dia tidak beraroma"
"Ya, tapi dia punya beragam warna"
kamu tersenyum, lalu pergi
Tulip, katamu. Aku menulisnya di ingatanku. Suatu hari ketika aku tiba di negeri yang jauh disana, yang katanya ada hamparan bunga kesukaanmu. Kebetulan sekali, sebenarnya aku bertemu denganmu hendak berpamitan. Pergi kesana, ke tempat dimana bunga-bunga itu terhampar luas.
Kenapa kamu tidak memilih bunga yang punya aroma? seperti bunga melati, atau bunga mawar.
Dan dalam tulisanmu yang kesekian aku mendapati sebuah gambar bunga Tulip yang kau suka itu.
: Seperti kehidupan. Di hidupmu, akan banyak warna-warni serupa bermacam warna tulip. Kamu bisa melihatnya indah, tapi ketika kamu mencoba mencium aromanya, tak didapati aroma apapun. Kehidupan menampakkan keindahan yang bisa kamu lihat, tetapi tidak sembarang untuk kau rasakan sepenuhnya. Tapi, lewat warna-warni keindahan, kamu bisa membuat rasanya sendiri, seperti membuat aroma bahagia.
Ya, kamu memang Tulip itu
0 komentar