Tiga puluh hari
Yang belum berakhir...
kamu menunggunya sampai akhir?
Lalu, diujung sana akan kamu katakan apa
.... ?
Semalam,
Ada ruang kelas
Teman yang bercampur aduk, kelas usai, tas ketinggalan, ruang tunggu, kereta api, rel kereta api, saat hendak perjalanan pulang, ajakan... dan ditinggalkan...
Ugh, rasanya nyesek sampai harus kebangun...
Mimpi yang jahat banget :'( :'(
yang katanya hujan,
tapi kulihat terang benderang
mereka sedang siap berjumpa dengan senja
Katanya, tentang hari-hari kita,
selamanya kita masih memandang matahari yang sama
bahkan menikmati taburan bintang-bintang yang sama
Ini tentang hari-hari
yang terputus
karena pesan sudah bosan menerima
bagimu, aku memang akan selalu sama
mungkin aku juga harus menanamkan itu;padamu
Hey. . .
Saya kangen...
Saya pingin selalu doain kamu,
Entah kenapa, meski diakhir-akhir pertemuan kita rasanya terpaut jauh,
Aku masih ingin sekali mendengar petuahmu
Bahkan semangat yang selalu kau tanamkan ketika lelah
Juga candaan kita yang kadang menjadi garing krik.. krik ...
Hey . . .
Semoga kamu tenang disana,
Aku sedang mencoba untuk menjalaninya.
semoga kita bertemu di JannahNya; kau sambut dengan senyuman paling manis untuk kita...
Saya ingin tidak membuat orang-orang memikirkan bagaimana agar saya menjauh...
Yang lembar-lembarnya sedang mengumpulkan tingkatan jarak
Aku didasarnya; dan kau semakin membuat ujung
Puitis dan romantis
Kita sama menyelipkan pertanyaan
Dalam sebentuk rindu yang lain
Kadangkala detik menjadi berharga
Kita ada dalam hitungan angka-angka
Mungkin kita sedang saling berbalas
Dalam kebisuan yang menyembunyikan tanda tanya
Ah, bukankah selalu berulang seperti ini.
Kalau begitu,
Katakan saja puisinya dalam pertemuan yang tidak terencana
#Jakarta, 9 Desember 2014
Selama kita menunggu,
Tidak melulu melegakan
Barang sejenak waktu mengakrabinya
Kadangkala ia malah menyisakan sesendok jeda diakhirnya
Seperti kematian; kata ibuku
Kau mau berlama menunggu
Ketika pertemuan itu datang, detik tidak memberi waktu jeda mengucap sepatah perpisahan
Selama kita menunggu
Pertemuan merajuk akan jadi panjang atau bisa jadi terburu-buru
Rindu pun mengaku tertutupi tapi tidak terobati
Kadangkala waktu membisikkan kebohongan pada sang tunggu
Kita pura-pura duduk
Sambil menggenggam singgahan; ada sedikit ruang yang perlu diisi
#maunya jadi daychallenge
#Desember 2014
Kau menyapu pandang
tempat jauh disana;
Dan selalu mencari
Diantara larik-larik awan malam
Juga bulan yang sepotong
Kau mencari,
Celah serbuk kopi
Buat langit jadi sempurna
Di hamparan tak terbatasnya
Kau menengadah keatas sana
Sampai tidak tahu
Kemana arah mata dituju
Kala yang dicari menemukanmu
Ada pesona yang mengetuk-ngetuk
Berdebar.
Dia selalu begitu;
Bahkan ketika lama langit menyembunyikannya
Disana; ada sempurna yang tidak bisa terbaca sembarang
: Dia tidak pernah tahu, kenapa ia kau sebut bintang
Jakarta, 8 Desember 2014
/sayajugalupasudahmemasukihariketerlambatankeberapa
Karena ketika saya pulang, ada yang berangkat lagi. Ya, pulang, setidaknya saya pulang untuk menikmati sejenak jeda yang tersisa di hari minggu.
Alhamdulillah,
ada hari-hari yang dihabiskan untuk bertemu orang-orang.
Meski harus menemui hujan dan melangkahkan kaki lebih banyak,
Sabtu kemarin, upgrading.
Sejenak sempat ragu untuk datang. Tapi hati mencoba menguatkan. Kamu harus hadir nay! Harus. Dan akhirnya saya datang dengan keterlambatan. Keadaan yang tiba-tiba akan menjadi ambruk. Alhamdulillah, naik TJ kemudian perjalanan selama hampir 1 setengah jam akhirnya sampai di rumah salah satu staff Syiar : Tutu.
Yang bikin ngakak di hari itu adalah, selain pagi-pagi disela waktu tunggu mas'ul sama kadept lagi berantem di forum Whatsapp, kadept Syiar pun ternyata bawa-bawa ulekan ke rumah Tutu. /Yaampun/ padahal kita Upgrading di rumah orang loh, bukan di taman sapari /plak/ Bumbu rujaknya seabrek, buahnya cuma 3 mangga :v #eaaa makan sambelnya aja kali ya :v
Tapi apapun makanannya, berkah~ habis semua :'D Selesai acara itu, saya kembali di galaukan. Lantaran sakit kepala tetiba merajalela, membuat saya harus tidur sejenak. Akhirnya hati kembali menguatkan, Kamu harus datang nay!
Berbekal keyakinan, dan akhirnya ada teman yang ikut serta ke tempatnya : Cibubur. Acara Journalism Team Building nya Nuraniku.
Perjalanannya lumayan. Lumayan menguras tenaga dan waktu. Sudah lelah dan lemas juga rupanya.
Sampai sana sudah isya, ongkosnya senilai Rp. 6.000 -_- dan pada akhirnya saya sampai dengan keadaan tangan tidak tertolong. Telapak tangan bengkak karena kemarin jumat minta dicubitin, Pergelangan tangan memar karena kepentok tralis besi, alhasil, tangan kiri dari atas sampai telapak tangan mengalami nyeri hebat. Kerjaan saya sampai sana selain Sholat ama makan cuma mijit-mijit tangan sendiri berbekal minyak telon. *eh*.
Materi malam itu keren! Tapi saya gak ikut sampai selesai karena saya ga kuat T^T tangan direbahin diatas meja dan rasa kantuk yang satu-satunya bisa menghilangkan rasa sakitnya.
Malam itu, rasanya kaya tidur dalem lemari es. AC ruangan 4. Nyala. Gak bisa dikecilin, yang lain selimutan pakek jaket. Aku mah apa atuh :v jaket aja gapunya, apalagi kain buat selimutan. Kedinginan banget!
Oke, meski jadi peserta rasanya gak kaya peserta. Abis pesertanya cuma berapa, 4 akhwat termasuk saya #eaa selebihnya yang panitia mana peserta mana kayanya sama aja~
Acara ini bisa jadi tempat refreshing terselubung. Karena kita paginya olahraga jalan-jalan. Gak sih cuma jalan-jalan pagi sambil keringetan dan foto-foto ditengah jalan /plak/
dan eng ing eng, ketika acara blak-blakan Nuraniku, kepala saya sakit lagi, karena tangan saya sudah lumayan. Padahal tadi pagi badan cuma geregesan sambil senderan dengerin ceramah subuh ._.
Yang saya inget saya bangun pas masih acara blak-blakan mencari solusi. Oh men, saya beneran tidur untuk menghilangkan sakit rupanya >.<
Siang itu, selesai sudah. Sayang, potonya entah dimana, kayanya kece sih /plak
Saya pulang sendiri, berbekal niat. Kamu pasti bisa pulang! Cuma cibubur ini. Oke, saya naik angkot sampai cileungsi. Angkotnya ga enak, berganti-ganti orang yang terakhir tiga mas-mas yang ngeroko. Akhirnya sampai ke terminalnya, mau beli air yang ada malah aqua yang 7.000 /ohmen/ lalu saya segera disambut abang-abang angkot 3/4 itu. Ini harganya sama kaya APTB yang naik 2.000. Angkot men angkot~ mana ada ACnya. Abangnya ngeroko, marah-marah tapi jalan kaya siput. Lihat di jalanan depan, macet..
Akhirnya saya sampai pukul 14.40, sempet-sempetin beli ice cream, 3 gelas lagi -_-
Sampainya dirumah saya benar-benar tak berdaya...
Tertidur setelah makan, dan bangun tengah malam terus inget belom sholat isya.
Pagi-pagi sekali nemenin Ibu- yang nganterin ayah saya ke Terminal Damri, mau ke Pontianak.
Ah, iya
Alhamdulillah,
Saya selalu akan mencoba bahagia,
.
Udah itu aja
Padahal gak boleh.
Iya, kayanya mah emang ga boleh
Padahal mah ga cukup cuma liat doang.
Tapi..
Udahlah, emang ga pernah bilang juga sih
Lagipula lebih banyak deket sama yang lain sekarang
Lebih jadi, da aku mah apa atuh
Pergi juga udah pergi aja gak dipeduliin *eh lebay*
Udahlah~
Daripada pas ngajak ditolak, kan mending gausah ngarepin apa-apa /apasih/
Hai,
aku sedang ingin berbicara dengan angin,
yang sedang bergemuruh
mungkin lelah menunggu rindu; yang tidak pernah bisa tersampaikan
di balik pertanyaan-pertanyaan menjelang sore
Ada sepenggal lagu yang membuatku ingin mengadahkan wajah ke langit, menyapu pandangan mencari gugusan-gugusan bintang yang tersisa di musim penghujan.
Cuma bulan, yang sedang bersama lingkaran
;apakah kamu memandangnya juga?
Angin kembali bergemuruh
ia tidak marah,
hanya ingin melantunkan melankoli malam
pada hati-hati yang terpaut jauh,
ah, harusnya tadi aku bilang 'hati-hati ya'
Hey, November mungkin berucap perpisahan kemarin, tapi aku tidak peduli.
Tidak ada yang terselesaikan di November. Harusnya ada banyak tanggalan dengan bait-bait yang berurutan, Nyatanya tidak.
Hey, November mungkin akan memberitahu Desember bahwa aku punya banyak hutang. Kamu pun juga punya banyak hutang, dan banyak segudang cerita yang ingin didengar.
Ada yang bilang : kalau kamu butuh bercerita, berceritalah.
Ah, tapi ... mungkin aku cuma butuh seseorang untuk mendengarkan, atau aku cukup menyimpannya dalam note-note rahasia, atau melantunkannya seperti lagu yang dimainkan angin setiap malam di musim penghujan.
Ah, tunggu saja hujannya :')
Selamat datang Desember,
tolong berikan aku alasan untuk mengenangmu, seperti tanggal di awalan bulannya. Mungkin kamu lupa juga,
Hari ini cuacanya melow.
Sampai Jakarta berubah garang. Perlu semangat ekstra tapi rasanya pingin ada yang nyemangatin. Kenyataannya gada yang bikin semangat huahahaha
Hari ini saya ngawas ujian sekolah.
entah kenapa di jam pertama ulangan -yang saya duduk didepan-
saya jadi ingat sesuatu: masa SMA.
Saya jadi pingin balik lagi. Setelah kemarin juga habis ketemu teman lama yang susah banget ditemuin dan dia jadi langsing -__-
Iya. Rasanya kuliah gini jugak pingin balik lagi ke masa sekolahan. Waktu cuma dipakai buat belajar ngadep layar komputer, terus siangnya sukak main keluyuran. Paling suka foto-foto. Walaupun dulu belum ada hp android kita bahagia bisa selfie pakek kamera digital yang kini tinggal kenangan *hiks
Saat-saat ujian juga bikin kangen. Ada yang suka tatap-tatapan minta soal jawaban. Ya ampun itu so sweet bangets kan /plak/
Kejar-kejaran dapetin kartu biar bisa ikut ujian dan kalau udah selesai ujian itu rasanya~ bebassshaaah~
Ah apa pula.
Ada jugak kejadian yang harusnya saya lupain malah diinget -.- ini juga gegara saya ketemu seseorang yang gak di duga akibat omongan dua orang yang hendak pamit.
Iya, intinya memang tetap jadi kenangan :)
Lalu endingnya :
Pingindisemangatinmalahkeliatannyajadiorangpalingmenyedihkan muahahaha...