saat mentari menggali relung hati
tersirat hasrat tentang satu cerita
yang mengukir buih dalam hari
kemunafikan diri menuntut bahasa
melanglang lepas dalam gundah
hanya sepi jiwa yang terbaca
menguras asa dalam raut wajah
merobek hati yang tertawa
hingga tergores oleh sendu yang
mati dalam sepi
dibalik bangku kamarku
memecah tetes-tetes air mata
yang tak henti derainya...
*dibuat sambil ketawa-ketawa karena saya baca puisi di bawah ini. wakakaa, jadi deh puisi saya :D*
(Bogor, 1 Februari 2010)
(Bogor, 1 Februari 2010)
dapet inspirasi dari puisi ini :
Beriak
(uyuy sensei)
saat mentari menguras relung hampa
terbesit hasyrat tentang satu kata
yang mengukir diri dalam pilu
kemunafikan diri menuruti lisan
melanglang buana dalam sepi ini
hanya sepi hati yang terasa
menguras asa dalam kegetiran hati
merobek jiwa yang bahagia
hingga ia terluka oleh hasyrat yang
mati dalam pilu
dibalik jendela kaca rumahku
memecah dengan beriak tangis
yang tak hilang ...
2 komentar